BERITABETA.COM – Banyak perempuan Maluku memiliki prestasi yang luar biasa, namun kiprah dan dedikasi mereka dalam disiplin ilmu yang digeluti jarang terekspose dan menjadi motivasi bagi generasi Maluku.

Saat ini, mungkin tidak banyak perempuan yang ingin mendedikasikan dirinya sebagai peneliti ilmu Sains. Serius, rumit, dan berbelit terbayangkan saat mendengar bidang keilmuan yang sebagian besar masih didominasi kaum adam tersebut.

Namun, berbeda dengan Yosmina Helena Tapilatu (41), peneliti muda UPT Balai Konservasi Biota Laut (BKBL) Ambon Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Perempuan kelahiran Ternate, 17 Agustus 1977, itu merupakan salah satu perempuan peneliti yang berprestasi di Indonesia. Tak ada kesan rumit ataupun berbelit. Profesi peneliti, kata Yosmina, adalah pekerjaan yang cukup menyenangkan.

“Peneliti adalah profesi yang menyenangkan karena Anda bisa tahu apa yang orang banyak tidak tahu. Akan banyak hal-hal baru yang akan Anda temukan, ” ujar Yosmina di Jakarta,  seperti dikutip dalam situs resmi lipi.go.id tahun 2011.

Menurut Yosmina, menjadi peneliti adalah sebuah pilihan. Perempuan lulusan Universitas Aix-Marseille II, Perancis, jurusan Sains Lingkungan dan Kelautan ini menilai, melakukan penelitian akan menyenangkan jika memiliki kesadaran yang kuat akan pentingnya ilmu pengetahuan.

“Kesadaran itu yang perlu dilakukan sekarang. Peneliti bukanlah pekerjaan yang mengintimidasi kita terus-menerus. Bahkan, dengan menjadi perempuan peneliti, Anda akan bisa menyumbang banyak, seperti laki-laki peneliti lainnya, ” katanya.

Meski demikian, Yosmina mengakui, memang saat ini jumlah perempuan peneliti di Indonesia masih minim. Data UPT BKBL Ambon, kata dia, menunjukkan, sejak 1990 hingga 1999, memiliki 120 orang peneliti dan 22 peneliti madya.

“Dan, sekarang hanya ada 25 peneliti, sebagian besarnya peneliti muda laki-laki, hanya beberapa perempuan peneliti dalam UPT itu, ” ungkapnya.

Namun, Yosmina optimistis, perempuan peneliti akan cepat berkembang di Indonesia. Menurut dia, saat ini yang terpenting adalah sejumlah fasilitas pendukung para perempuan yang ingin melanjutkan karier sebagai peneliti lebih ditingkatkan.

“Sebab, minat ke arah ini sudah cukup banyak. Tinggal dibutuhkan program-program yang banyak saja untuk menampung aspirasi para perempuan yang ingin meneruskan karier dalam bidang ini agar dapat menjadi wadah menyalurkan minat dalam bidang penelitian ini, ” kata Yosmina

Peneliti Bakteri Laut

Yosmina mengisahkan, ketertarikan pada bidang penelitian Sains ketika ia menyadari kekayaan laut Maluku. Bermula ketika kuliah di Universitas Pattimura Jurusan Ilmu Kelautan pada 2001, Yosmina sadar, dengan luas mencapai 93 persen dari luas wilayah total provinsi, laut Maluku tentu menyimpan potensi kekayaan geologi yang cukup besar.

Berbekal dengan kesadaran tersebut, Yosmina berhasil menjadi salah satu pemenang L Oreal Indonesia National Fellowship for Women In Science 2011 untuk kategori Life Science, dengan judul penelitian “Berburu Bakteri Penghasil Eksopolisakarida di Perairan Laut Dalam Maluku “.

“Kalau dalam pandangan umum, memang ada bakteri yang merugikan dan juga tentu ada bakteri yang menguntungkan. Di perairan dalam Maluku, banyak sekali kita temukan bakteri-bakteri yang bermanfaat bagi kehidupan manusia, ” kata dia.

Yosmina menjelaskan, beberapa bakteri laut dapat menghasilkan eksopolisakarida (ESP) sebagai strategi untuk bertahan hidup dalam kondisi fisika-kimia yang terdapat di habitatnya. Menurut dia, EPS yang dihasilkan bakteri laut tersebut memiliki banyak keunggulan.

“Eksopolisakarida adalah polimer karbohidrat yang dapat digunakan dalam industri kosmetika, farmasi, pangan, dan bioremediasi, atau nanti juga bisa dibuat sebagai plastik ramah lingkungan, ” katanya.

Yosmina menjelaskan, penelitiannya tersebut bertujuan untuk mengisolasikan dan mengidentifikasi bakteri laut penghasil EPS yang unggul di perairan laut dalam Maluku. Menurut dia, penelitian eksplorasi sumber-sumber EPS di Indonesia belum mengkaji banyak mengenai bakteri laut secara optimal.

“Penelitian ini masih berlanjut. Dan, kami harapkan hasil penelitian ini mampu membuka peluang-peluang baru bagi pemanfaatan polisakarida bakteri laut dalam tropis pada sejumlah aplikasi industri di Indonesia, ” kata dia.

Ini pengalaman dalam bidang yang digeluti, sebagai “Microbiology and Biotechnology since 2011” (Ilmuwan Penelitian dalam Mikrobiologi Laut dan Bioteknologi sejak 2011) dan Head of Marine Living Resources Exploration Research Group since 2018 (Kepala Kelompok Penelitian Eksplorasi Sumber Daya Kehidupan Laut sejak 2018) (BB)

Editor : Redaksi