Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan menggelar ekspedisi riset kelautan pada November-Desember 2020 dengan tujuan untuk mengungkap sumber gempa dan tsunami di sekitar Maluku.
Penelitian soal perubahan iklim dan ekosistem dunia selalu gencar dilakukan. Salah satunya adalah sebuah penelitian yang menyebut bahwa perubahan iklim akan menyebabkan lautan di masa mendatang memiliki suhu yang terlalu panas.
Andy Tagg mengklaim 55 persen pasien Covid-19 memiliki virus Corona pada feses atau buang air besar, sehingga bisa menjadi perantara penularan Covid-19. Atas dasar ini Andy menyebut ada potensi penyebaran virus corona lewat kentut.
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) secara resmi mulai memberlakukan penyederhanaan birokrasi. Keputusan ini diambil sebagai komitmen pemerintah untuk menjalankan reformasi birokrasi. Salah satunya melalui mekanisme deeselonisasi.
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) menjelaskan salah satu cara pencegahan penyebaran virus Corona adalah dengan membersihkan tangan secara teratur memakai cairan antiseptik hand sanitizer yang mengandung alkohol atau mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
Penelitian bersama ini digelar untuk mendapatkan informasi penting mengenai Arus Lintas Indonesia, fenomena kenaikan massa air laut (upwelling), juga potensi keanekaragaman hayati laut di perairan selatan Jawa, Selat Bali sampai ke Selat Makasar menggunakan kapal riset Baruna Jaya VIII milik LIPI.
Ibukota Jakarta diprediksi akan tenggelam pada tahun 2050. Selain Jakarta ada pula tujuh negara di Asia diprediksi akan mengalami hal yang sama.
BERITABETA.COM, Ambon – Walikota Ambon, Richard Louhenapessy akhirnya menggelar jumpa pers di Kantor Walikota Ambon menjelaskan terkait fenomena matinya ratusan ikan yang terjadi di Pantai Leitimur Selatan. Penyebab matinya ratusan ikan jenis demersal yang biasanya hidup di dasar laut pada beberapa negeri di Kecamatan Leitimur Selatan, Kota Ambon, itu hingga kini masih diselidiki oleh institusi […]
Salah satu dari para ahli itu adalah Ahli Ekologi dan Evolusi Krakatau dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Tukirin Partomihardjo. Tukirin telah menghabiskan lebih dari separuh hidupnya meneliti Krakatau.