BERITABETA.COM, Saumlaki – Buntut dari  sikap mempertahankan Sekretaris Dewan dan salah satu pokok pikiran dari anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) yang tidak diakomodir oleh pemerintah daerah setempat, belasan anggota DPRD KKT dinilai tidak dewasa dan mengabaikan kepentingan rakyat.

Penilaian ini disampaikan Ketua terpilih Kosgoro  1957 Kabupaten Tanimbar Fransiskus Rangkore kepada beritabeta.com di Tanimbar, Selasa malam (18/5/2021).

Rangkore menegaskan, apa yang dilakukan belasan anggota dewan itu hanya sandiwara. Sebab, bila dicermati substansi masalahnya, sikap 16 anggota DPRD dan 1 pimpinan ini sangat tidak relevan, karena melayangkan protes kepada Ketua DPRD KKT.

"Sandiwara apa yang dilakukan? Kalau memang mereka punya kepentingan internal ya tidak boleh korbankan masyarakat," tandasnya.

Menurut Rangkore, surat protes yang dilayangkan belasan anggota DPRD dengan mengancam tidak akan menjalankan atau menghadiri rapat-rapat strategis yang dipimpin oleh Ketua DPRD harusnya tidak perlu terjadi. Sebab, mereka itu memikul tanggungjawab sebagai penyambung lidah rakyat Tanimbar.

"Harus lebih dewasa. Cobalah menjadi anggota dewan yang fokus pada tugas pokok dan fungsi sebagai anggota legislatif," saran Rangkore.

Ia mengatakan, DPRD harus mampu menguasai etika dan mekanisme dalam internal DPRD. Sangat aneh kalau Badan Kehormatan Dewan ikut terjebak di dalamnya.

“Ini ditunjukan dengan turut menandatangani surat mosi tidak percaya tersebut. Dan ini menunjukan kualitas wakil rakyat kita,” bebernya.

"Mungkinkah masyarakat telah salah memilih para wakilnya?," sambungnya.

Rangkore berharap agar belasan aleg itu dapat focus dengan memperhatikan tiga fungsi sebagai anggota DPRD yang diembannya.  Legislasi, Pengawasan dan Budgeting itu harus menjadi perhatian utama disaat masyarakat menggantungkan harapanya.

"Kalau cuma masalah sekwan, pokok pikiran, terus kemudian menjadi konflik, ya bagaimana? Inikan lucu. Mereka sedang mempertontonkan kedunguan mereka di depan masyarakat,” sentilnya (BB-ES)