Baru saja kita menyaksikan babak baru menuju Pilkada Maluku 2024. Setelah lama menebak-nepak siapa sosok pasangan yang akan tampil melawan pasangan Murad Ismail –Michael Wattimena (2M) di Pilkada Maluku, teka teki itu pun terjawab.
Pemerintah Provinsi Maluku sepertinya masih terus semangat melakukan penjajakan kerjasama dengan sejumlah investor. Hampir semua sektor telah dijejaki, terakhir sektor perkebunan jadi incaran yang belum pupus dilakukan.
DPRD Maluku kini mendesak Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku untuk kembali memfungsikan Mess Maluku atau The Molvcca yang menjadi salah satu aset daerah Maluku di jantung kota Jakarta.
Aksi petrus pertama kali terjadi pada Selasa, 6 Januari tahun 2015. Saat itu warga Siri sori Islam bernama Rafsanjani Lestaluhu, menghembuskan nafas terakhirnya di hutan kawasan perbatasan. Korban ditembak orang tak dikenal saat hendak memanen cengkih.
Suara-suara kritis anggota DPRD Maluku tetiba menjadi nyaring menyoroti masalah ini. Padahal, persoalan penanganan stunting sudah ada sejak dua tahun silam.
Sungguh ini sebuah elegi. Sejarah mencatat tanah kita bukan saja dikenal sebagai The Spicy Island, pulau penghasil rempah terbesar di dunia. Tapi juga isi perut bumi Maluku telah lama digarap untuk kepentingan Negara. Sudah seabad lebih Nusa Ina menghasilkan minyak mentah.
Ala bisa karena biasa. Peribahasa usang ini dapat dipakai untuk menggambarkan kondisi transportasi laut di daerah pulau-pulau yang ada di Maluku. Banyak rentetan peristiwa kecelakaan yang terjadi. Tapi sama sekali tak ada upaya perbaikan.
Tak salah jika srikandi Maluku itu menyebut pemerintah telah membohongi rakyat Maluku. Terlepas dari jadi tidaknya proyek yang dilebeli strategis nasional itu, tapi faktanya, isu Ambon New Port dan Lumbung Ikan Nasional sudah terlanjur dijanjikan kepada masyarakat Maluku.
Beberapa kasus atau perkara dugaan tindak pidana korupsi (tipikor), dan dugaan gratifikasi yang kami ulas disini yakni sempat getol ditangani oleh Kejaksaan Negeri (Kejari) Ambon, dan Kejaksaan Tinggi (Kejati) Maluku, dan menjadi sorotan atau konsumsi publik di Maluku.
Semua mata melotot, marah. iba dan gusar akan peristiwa tersebut. Bagaimana mungkin kawasan yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan aman bagi pejalan kaki, bisa berubah menjadi erena beresiko?