Perusahaan Pisang Abaka Survei Dua Lokasi di SBT
BERITABETA.COM, Bula — PT Spice Islands Maluku (SIM) yang bergerak pada tanaman pisang abaka telah melakukan survei lahan pada dua lokasi di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian SBT, Sofyan Waraiya kepada wartawan di Bula, Senin (8/12/2025) mengungkapkan, dua lokasi itu terletak di Kecamatan Bula Barat dan Kecamatan Siwalalat.
“Terkait dengan investasi pisang abaka di SBT, pasca pak bupati ketemu sama manajernya di Jakarta, mereka mindaklanjuti di SBT dengan melakukan survei ke beberapa lokasi. Di antaranya di Kecamatan Bula Barat, kemudian di Kecamatan Siwalalat,” ungkap Sofyan Waraiya.
Sekretaris Dinas Pertanian SBT ini menjelaskan, dua kawasan yang telah disurvei itu berada pada Areal Penggunaan Lain (APL).
Di Kecamatan Bula Barat, lokasi tersebut terbentang antara Desa Hote hingga Desa Silohan dengan luas lahan sekitar 3.500 hektar. Sementara itu, ada satu lokasi lain sebagai daerah penyangga berada di belakang hutan Desa Sesar dengan luas sekitar 400 hektar.
“Karena mengingat akses transportasi ke Ambon itu lebih dekat dari kecamatan paling ujungnya itu Siwalalat, maka mereka ingin juga untuk harus survei juga di situ, dengan luasan APL kurang lebih 544 hektar,” jelasnya.
Mantan Sekretaris Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) SBT ini mengaku, selain melakukan survei, dalam sela-sela itu pihak perusahaan juga mendeteksi respon masyarakat terhadap investasi pisang abaka tersebut.
“Kemarin dilakukan kunjungan itu sekalian melihat bahwa apakah masyarakat mendukung atau tidak. Kira-kira begitu dari sosial ekonomi masyarakatnya. Pada prinsipnya lebih cari tempat yang aman dan nyaman,“ akuinya.
Dia menandaskan, pasca tahapan survei ini, manejer akan melaporkan hasilnya kepada pemilik perusahaan yang berada di luar negeri.
Kendati demikian, dari informasi yang diterima, kemungkinan sekitar bulan Februari atau Maret 2026 mendatang pihak perusahaan akan menyampaikan proposal kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) setempat.
“Informasi yang kuta dapat kebetulan menjelang Natal dan tahun baru, ada kemungkinan di atas bulan 2, bulan 3, baru mereka menyampaikan proposalnya ke pemerintah daerah,” tandasnya.
Ia memastikan, jika PT SIM bisa berinvestasi di kabupaten bertajuk ‘Ita Wotu Nusa’ itu, tentu akan menyerap tenaga kerja yang banyak.
“Sempat komunikasi sama manajernya, kira-kira berapa tenaga kerja yang diresap untuk 1.000 hektar itu, yang beliau sampaikan itu 350 orang yang akan diresap untuk 1.000 hektar. Kalau target lahan intinya 3.000 berarti kurang lebih 1.050 orang yang harus diresap,” pungkasnya. (*)
Pewarta : Azis Zubaedi