BERITABETA, Bula – Bagaimana rasanya, jika pelamar peserta Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tidak menemukan  Nomor Induk Kependudukan (NIK) di aplikasi HP android?.  Di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Provinsi Maluku, ada calon peserta yang akhirnya nekat mencoret kartu keluarga dan KTP elektroniknya, akibat tidak menemukan daftar NIK pada aplikasi android yang tersedia di HP.

Mereka mendatangi Kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil), Selasa (25/09/18), untuk menanyakan legalitas kartu keluarga dan NIK KTP elektronik yang diterbitkan, menyusul tidak ditemukannya nama dan NIK mereka di Aplikasi Cek Nik HP android.

Mereka kuatir tidak bisa mengikuti seleksi CPNS tahun 2018 karena sesuai dengan persyaratan seleksi CPNS 2018 secara online,  para pelamar diwajibkan memiliki NIK dan Nomor Kartu Keluarga (NKK) yang nanti digunakan saat melakukan pendaftaran pada Portal Nasional SSCN. Tanpa NIK dan NKK, proses pendaftaran mereka otomatis akan ditolak.

Kepala Disdukcapil SBT Sidik Rumalowak seperti yang dikutip RRI-Bula usai memberikan penjelasan kepada mereka mengakui, berdasarkan laporan yang disampaikan kepadanya, ada yang sampai mencoret kartu keluarga, KTP elektronik dan akta kelahiran akibat tidak menemukan nama dan NIK-nya dalam aplikasi android.

“Awalnya saya bingung dapat informasi ada NIK bermasalah. Ternyata setelah diselidiki, ada teman-teman mahasiswa melakukan cek NIK melalui aplikasi android tapi tidak menemukan NIK yang dicari. Akibatnya ada yang kesal sampai mencoret kartu keluarga dan dokumen kependudukan lainnya,” beber Rumalowak.

Namun menurut Rumalowak, masalah itu telah diselesaikan dengan mengajak mereka mengecek secara langsung dari server  khusus yang dikirim ke Disdukcapil, di mana setelah dicek, NIK dan NKK mereka telah tergistrasi secara online.

Belajar dari kejadian itu, Rumalowak menghimbau kepada seluruh masyarakat SBT untuk tidak menguji registrasi NIK dan NKK-nya melalui aplikasi android, tetapi mengecek langsung ke server Disdukcapil.

“Saya juga himbau kepada masyarakat agar menjaga keamanan data masing-masing dengan tidak membocorkan identitas  kependudukannya melalui aplikasi-aplikasi yang bukan berasal dari pemerintah. Penyebab NIK tidak terakses itu bisa disebabkan oleh banyaknya antrean, atau bisa juga karena data ganda,” demikian Rumalowak (BB/RRI)