BERITABETA.COM, Ambon - PT PLN (Persero) melalui Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara (UIW MMU) resmi mensinkronisasikan Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara 1 ke sistem kelistrikan Pulau Ambon, Provinsi Maluku, Selasa (30/1/2024).

Dengan aktifnya kembali BMPP Nusantara 1 kapasitas 60 mega waat (MW) ini di Desa Waai, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, maka sistem kelistrikan di Pulau Ambon, aman terkendali. BMPP Nusantara 1 ini merupakan pembangkit listrik terapung pertama buatan Indonesia.

General Manager PLN UIW MMU, Awat Tuhuloula menuturkan, sinkronisasi pembangkit berkapasitas 60 MW ini akan memperkuat keandalan pasokan listrik di Pulau Ambon, Maluku.

Selain itu juga, dengan adanya BMPP Nusantara 1 tentunya akan meningkatkan kemandirian energi di Indonesia Timur.

"Sinkronisasi BMPP Nusantara 1 ini merupakan proyek strategis dalam melakukan pemenuhan dan pemerataan pasokan listrik. Hadirnya BMPP Nusantara 1 di tengah-tengah kita faktanya dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembangunan pembangkit listrik di sistem Ambon," tutur Awat dalam sambutannya pada acara singkronisasi BMPP Nusantara 1 di Negeri Waai, Selasa (30/1/2024).

Awat menambahkan, saat ini beban puncak Pulau Ambon mencapai 66,10 MW. Dengan adanya sinkronisasi Pembangkit Terapung berkapasitas 60 MW ini, sudah bisa menyuplai kebutuhan energi listrik 143.868 pelanggan di Pulau Ambon.

Sementara itu, Direktur Utama PT PLN (Persero), Darmawan Prasodjo mengatakan, dengan adanya sinkronisasi BMPP Nusantara 1 ini merupakan wujud nyata komitmen PLN untuk melistriki Ambon, Maluku. Diakuinya, Maluku memiliki potensi yang luar biasa dari berbagai sektor. Sektor-sektor inilah yang perlu dikuatkan dengan akses energi listrik, agar bisa digunakan untuk pengembangan perekonomian masyarakat.

"Sehingga di sini yang kita perjuangkan adalah bagaimana masyarakat di Maluku bisa menikmati akses kelistrikan sebagai hak dasar untuk bisa membangun wilayahnya. Dan ini bukan hanya jangka pendek, tetapi juga jangka panjang," ujar Darmawan.

Lanjutnya, tak bisa dipungkiri, kehadiran listrik di Maluku turut mendongkrak adanya pertumbuhan ekonomi.

"Kita melihat bahwa pertumbuhan beban kelistrikan di Maluku banyak bermunculan, bahkan di luar dari yang direncanakan. Karena banyak industri, sentra ekonomi baru, yang betul-betul memberikan manfaat bagi masyarakat. Bagaimana ekonomi tumbuh 5,5 persen, tapi di Maluku tumbuhnya hampir mendekati 6 persen. Artinya, Maluku punya kekuatan luar biasa," sambungnya.

Upaya peningkatan perekonomian Maluku ini sejalan dengan komitmen PLN dalam meningkatkan Rasio Elektrifikasi. Kata Febry Calvin Tetelepta, Deputi I KSP, RE di Maluku bakal digenjot hingga 100 persen paling lambat hingga 2026 nanti.