BERITABETA.COM, Ambon  - Volume ekspor komoditas perikanan hidup dari Provinsi Maluku mengalami 50,8 persen triwulan pertama 2023 dibandingkan periode sama tahun lalu.

Data ini disampaikan Balai Karantina Ikan dan Pengendalian Mutu (BKIPM) Ambon dengan menyebut komoditas yang diekspor  didominasi oleh udang vaname, ikan tuna, live grouper, dan kepiting bakau.

"Volume ekspor komoditas perikanan hidup pada triwulan pertama 2023 mencapai  80.873 ekor, sementara  triwulan pertama  2022 lalu hanya sebesar 53.630 ekor, naik 50,8 persen," kata Kepala BKIPM Ambon, Hatta Risandi di Ambon, seperti dikutip dari antara Rabu (12/4/2023).

Ia menjelaskan, peningkatan yang pesat juga terjadi pada volume ekspor komoditas perikanan non hidup pada triwulan pertama 2023 mencapai 2.689.303 kilogram.

"Jika dibandingkan dengan triwulan, terjadi peningkatan sebesar 596,31 persen, karena triwulan pertama tahun lalu hanya 386.219 kilogram," katanya.

Risandi menguraikan jika diukur berdasarkan nilai maka ekspor komoditas perikanan Maluku pada triwulan pertama 2023 mencapai  14.685.581 dolar AS atau setara Rp218 miliar.

"Pada triwulan pertama 2022 yang hanya 4.150.121 dolar AS atau setara dengan Rp61 miliar, maka terjadi peningkatan sebesar 253,85 persen," jelasnya.

Sementara untuk negera tujuan, kata dia,  ekspor komoditas perikanan Maluku pada triwulan pertama 2022 dan 2023 lebih banyak menuju ke-11 negara yakni China, USA, Jepang, Hong Kong, Vietnam, Australia, Malaysia, Thailand, Singapura, Korea Selatan dan Filipina.

Dikatakan,  peningkatan tersebut tak terlepas dari kerja keras seluruh elemen BKIPM Ambon dan pemangku kepentingan terkait yang mempermudah proses perizinan dan pelayanan ekspor hasil laut dari Maluku.

"Kita mau merubah mindset masyarakat yang tadinya menganggap urus perizinan susah tapi sekarang satu jam saja sudah ada tindak lanjutnya, tidak seperti dulu, bahkan harus menunggu hingga 14 hari," katanya.

Dia mengatakan pihaknya fokus pada akselerasi perizinan, sertifikasi dan lain sebagainya.

Kecepatan pelayanan itu tentunya tak terlepas dari sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan para pelaku usaha.

“Kami mengucapkan terima kasih kepada para pelaku usaha dan stakeholder  karena tidak pernah berhenti melakukan usaha percepatan ini dan sudah jadi komitmen bersama," kata dia (*)

Editor : Redaksi