BERITABETA.COM, Masohi – Nama dan kisahnya serupa Sitti Julaika sosok perempuan tangguh yang digambarkan Franky dan Jane Sahilatua dalam lirik lagu mereka yang ngehits pada tahun 1981 silam.

Sama-sama menjadi tulang punggung keluarga. Julaika versi Franky –Jane bekerja di pabrik gula bersama suaminya Durakim. Mereka dibayar murah, namun tetap bekerja untuk sebuah rumah cinta.

Kisah Sitti Julaika yang sudah lama diriwayatkan Franky – Jane itu, sepertinya mirip dengan yang dialami sosok perempuan tangguh di kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah.

Ia adalah Zulaiha. Seorang pertugas kebersihan yang rutin setiap hari menjalankan tugas sebagai peyapu jalan dan taman di kota Masohi.

Dari tangan Zulaiha, semua orang bisa melihat dan merasakan  asrinya Kota Masohi. Jalan-jalan utamanya terlihat bersih dan rapi.

Kondisi ini, juga tampak di jumpai seperti di kawasan lapangan Nusantara. Setiap mereka yang menjalankan rutinitas berolahraga di lapangan Nusantara, pasti akan melihat sosok Zulaiha.

Zulaiha tidak sendiri, dia bersama beberapa tukang sapu jalan, tetap rutin menjalankan tugas sebagai  tenaga kebersihan yang dibayar Pemkab Malteng.

Untuk menggali lebih jauh tentang peran mereka, beritabeta.com, Minggu (5/7/2020) berkesempatan memewancarai  perempuan bernama lengkap Zulaiha Ohorella (30 tahun) ini.

Ia mengaku setiap harinya bekerja pada pukul pukul 06.00 – 10.00 WIT dan sore hari pada pukul 15.00 – 18.00 WIT.

“Sudah tiga tahun saya bekerja sebagai tukang sapu,”kata ibu lima anak ini.

Meski terasa berat, Zulaiha mengaku pekerjaan yang digelutinya merupakan ladang rejeki yang harus dijalani.

“Saya tetap menjalankannya dengan ikhlas dan senang hati. Semua ini rejeki bagi kami,” tuturnya.

Perempuan berjilbab ini mengaku, bekerja menjadi tukang sapu karena sebuah alasan yang cukup terhormat, ingin membantu suaminya menopang ekonomi keluarga. Suami Zulaiha sendiri sehari-hari bekerja sebagai penjual air laut (air masin) yang biasa dipasok kepada para penjual ikan di pasar.

Keduanya menjadi pekerja tangguh. Meskipun dengan hasil yang relatif kecil.

“Satu gen air masin, berukuran 5 liter suami saya dihargai Rp. 1000, “ungkap  wanita asal Tulehu ini.

Kondisi pekerjaan suami dengan hasil yang minim itulah,  membuat Zulaiha harus turun tangan membantunya. Zulaiha memutuskan untuk bekerja agar kebutuhan keluarga sehari-hari dapat tercukupi. Dari pekerjaan sebagai tukang sapu jalanan, ia mengaku dibayar dengan upah sebesar Rp. 1.500.000 per bulan.

Ketika ditanya apakah cukup dengan upah sebesar itu? Zulaiha menjawab semua yang diperoleh  selalu disyukuri. Upah sebesar itu selalu diolah hingga cukup memenuhi kebutuhan kelima anaknya.

“Tetap disyukuri. Cukup atau tidak cukup tergantung cara kita bersyukur kepada Allah SWT,” bebernya.

Ironisnya, selain memiliki beban membiayai anak-anaknya, upah yang diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Malteng, ditambah penghasilan dari suaminya, Zulaiha mengaku bisa membayar kontrakan, memenuhi kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya pendidikan anak-anak.

Dalam keterbatasan yang dimiliki, Zulaiha mangaku masih mempunyai impian suatu saat  bisa mempunyai rumah sendiri dan bisa menyekolahkan anak-anak setinggi-tingginya.

“Kedepan semoga Allah bisa merubah apa yang kami alami saat ini. Saya masih punya impian untuk punya rumah dan anak-anak bisa sekolah yang layak,” ungkapnya sembari melepas senyum tipis penuh optimis.

Keberadaan Zulaiha sebagai tukang sapu, memang tidak bisa dipungkiri memiliki jasa yang sangat besar.  Meski banyak yang beranggapan tugas  menyapu jalanan merupakan profesi yang rendahan, namun hasilnya cukup tampak dirasakan.

“Kami tetap ada karena memang dibutuhkan. Hasilnya semua orang bisa melihat apa yang kami lakukan setiap saat, kota ini selalu menjadi indah dan bersih,” ungkap Zulaiha.

Diakhir pertemuan bersama wartawan beritabeta.com, Zulaiha meminta agar kedepan keberadaan mereka dapat lebih diperhatikan, bukan saja soal upah, tapi bentuk lainnya berupa bantuan yang bisa membantu meraka memenuhi kebutuhan keluarga mereka.

“Semoga bukan saja upah, tapi lebih dari itu pemerintah bisa membantu kami yang punya keterbatasan ini,” harapnya (BB-edha sanaky)