Karya Dosen Unpatti Terindeks di Google Scholar, Huliselan : Ada 2.840 Publikasi dan 600 Buku
BERITABETA.COM, Ambon – Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Pattimura (Unpatti) menyampaikan jumlah karya dosen Unpatti Ambon yang dipublikasikan mencapai 2.840 telah terindeks di Google Scholar.
Ribuan karya publikasi ini dihasilkan oleh total dosen Unpatti sekitar 1.300 orang.
Ketua LPPM Unpatti, Dr, Estevanus Kristian Huliselan mengatakan, selain karya-karya itu, juga terdapat 318 Hak Kekayaan Intelektual (HKI) telah terbit, dan 210 jurnal ilmiah yang tembus scopus. Sementara sebagian lainnya masih menunggu pembaruan sistem.
“Dari hasil pencapaian publikasi ini sudah mendekati 50 persen dosen menghasilkan karya. Sampai akhir tahun, capaian ini bisa menembus tambahan 50–70 publikasi lagi,” ujar Huliselan saat jumpa pers, Rabu (26/11/2025).
Pada bidang penerbitan buku, dosen Unpatti tercatat telah menghasilkan sekitar 600 buku hingga penghujung tahun 2025 ini.
Huliselan juga memastikan upaya pencegahan plagiarism telah dilakukan dengan ketat.
”Seluruh karya ilmiah melalui proses penyuntingan yang ketat. Dimana setiap artikel dinilai oleh dewan redaksi untuk memastikan bebas dari pelanggaran integritas akademik,”pungkasnya.
Ia mengaku, mulai akhir tahun ini, Unpatti juga membentuk Tim Penegakan Integritas Akademik di tingkat universitas. Tim ini bertugas melakukan penyaringan karya dosen, terutama yang digunakan untuk kenaikan jabatan fungsional atau kepentingan akademik lainnya.
"LPPM Unpatti juga telah berlangganan resmi perangkat lunak antiplagiarisme iThenticate untuk menguji kemiripan dokumen. Infrastruktur sudah lengkap. SK Rektor, SOP, sistem digital semua disiapkan,” ujar Huliselan.
LPPM kini menerapkan berbagai sistem digital untuk mengalihkan seluruh tata kelola ke platform daring. Beberapa sistem tersebut antara lain: SiLINTAS: sistem penelitian dan pengabdian masyarakat; SiKerja: sistem pengelolaan kerja sama akademik; SIKAT: Sistem Integritas Karya Ilmiah Dosen; SIAGA: sistem pengaduan dosen dan mahasiswa; Repository LPPM: penyimpanan data penelitian; dan Sistem KKN: pengelolaan KKN mahasiswa secara digital.
“Semua proses kini berbasis sistem agar lebih transparan dan efisien. Kita menuju tata kelola tanpa kertas, lebih modern,” kata Huliselan.
Untuk meningkatkan kualitas publikasi, LPPM bersama Pusat Jurnal menyediakan pendampingan melalui pelatihan, klinik penulisan, dan konsultasi kapan pun diperlukan dosen.
Selain itu, LPPM menjalin kerja sama dengan berbagai perguruan tinggi untuk sharing reviewer, akses publikasi, dan percepatan penerbitan ilmiah tanpa mengurangi kualitas artikel.
“Kerja sama ini membuka peluang dosen untuk submit pada jurnal berkualitas, mengurangi hambatan biaya, waktu, dan tetap menjaga mutu substansi,” jelasnya.
Saat ini lanjutnya, Unpatti memiliki 118 jurnal ilmiah, dengan 62 di antaranya telah terindeks Sinta. Rinciannya: Sinta 1: 1 jurnal; Sinta 2: 6 jurnal; Sinta 3: 24 jurnal; Sinta 4–5: 30 jurnal. Selain itu, 11 jurnal telah lolos evaluasi dasar Sinta dan 24 sedang dalam proses pengajuan. Dari ratusan jurnal yang ada, baru satu jurnal Unpatti yang telah berhasil menembus indeksasi Scopus, yakni Jurnal Barekeng dari Fakultas Sains dan Teknologi.
“Kami mendorong jurnal-jurnal Sinta 1 hingga Sinta 3 agar bersiap menuju pengajuan indeksasi Scopus,” tutup Huliselan (*)
Editor : Redaksi