BERITABETA.COM, Jakarta – Lima perwarupa (prototype) olah data isu humaniora terpilih menjadi pemenang Kompetisi Hackathon Digital Humanities. Kelima karya itu masing-masing, karya Tim R Data Science to Reduce Human Trafficking in Indonesia (Putri Limilia, M.Si, Dr. Evi Ariadne Sinta Dewi, Benazir Bona Pratamawaty).

Kemuadian, karya Tim B Environmental Cost of Our Economy (Ali Al Harkan, Diana Nurindrasari), Tim 8 Papua Human Rights Map (Gloria Fransisca Katharina Lawi, Aldo Marchiano Kaligis, Dita Amallya), Tim T Hello Ambulans @Solo (Adib Muttaqin Asfar, Syifaul Arifin), dan Tim Indonesianapena mengangkat ide  24 Years Since The Murder of Udin (Dr. Masduki, Hari Setiaji, Shinta Maharani).

Kompetisi yang berlangsung secara virtual ini merupakan kerja sama Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) dengan dukungan Kedutaan Belanda.

Pengumuman Pemenang Hackathon Digital Humanities ini sekaligus side event World Press Freedom Conference (WPFC) 2020 yang diselenggarakan secara virtual oleh Pemerintah Belanda.

Maria Benyamin, Pengurus Bidang Kemitraan dan Hubungan Internasional AMSI dalam sambutan Pengumuman Pemenang Hackathon Digital Humanities menyampaikan kompetisi penyajian data publik isu humaniora secara digital ini untuk mendorong kolaborasi media, NGO dan kampus.

“Kerja sama ini dibuat agar keputusan-keputusan pemerintah memperhatikan data publik sebagai bentuk memperhatikan aspirasi dan partisipasi publik,” ujarnya di Jakarta, Kamis (10/12/2020).

Ia menambahkan kolaborasi ini sekaligus diharapkan dapat memperkaya konten media untuk isu-isu humaniora. Sementara Ardy Stoios Braken, Wakil Duta Besar Kerajaan Belanda untuk Indonesia mengatakan banyaknya ide yang muncul menunjukkan harapan menggembirakan dalam demokratisasi data dan informasi di masa depan terutama menggunakan digital tools.

Digital humanities membuat informasi lebih mudah diakses bagi pembuat kebijakan, media, dan publik.