BERITABETA.COM, Ambon – Sebanyak 1.483 siswa/siswi di Provinsi Maluku terlibat dalam Kompetisi Sains 2022 FMIPA Unpatti Tingkat SD, SMP dan SMA untuk memperebutkan piala bergilir Gubernur Maluku.

Kompetisi Sains ini digelar dalam rangka Dies Natalis Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Unpatti yang ke-24, dan akan berlangsungt  selama empat hari sejak tanggal 29 Maret – 1 April 2022 di Auditorium Universitas Pattimura.

“Ini menjadi bagian dari kontribusi yang diberikan FMIPA Unpatti kepada masyarakat di Provinsi Maluku untuk menumbuhkembangkan dan membangkitkan minat para siswa/siswi di lingkup Provinsi Maluku terhadap bidang ilmu dasar, sekaligus sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia di provinsi Maluku,”  kata Ketua Panitia Dr. Handy E. P. Leimena, S.Si., M.Si dalam laporannya yang ditrerima media ini, Kamis (31/3/2022).

Leimena mengatakan, penguasaan terhadap bidang-bidang ilmu dasar adalah modal utama untuk membangun percepatan pembangunan nasional khususnya percepatan pembanguanan di Provinsi Maluku.

Dikatakan, dari total jumlah peserta yang terlibat  terdiri dari 714 siswa SD dari 100 Sekolah Dasar se- Maluku dengan mata lomba yang diuji yaitu Matematika dan IPA.

Kemudian, sebnayak 505 siswa SMP dari 50 Sekolah Menengah Pertama se-Provinsi Maluku dengan mata lomba yang di ujikan yaitu Biologi, Fisika dan Matematika, dan 264 siswa SMA dari 25 Sekolah Menengah Atas se-Provinsi Maluku dengan mata lomba yang di ujikan yaitu Matematika, Fisika, Komputer, Statistika, Astronomi, Kebumian, Biologi, dan Kimia.

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy, M.Pd mewakili Rektor Universitas Pattimura saat membuka Kompetisi Sains FMIPA 2022 mengatakan proses kompetisi di bidang IPTEK sejak dini menjadi salah satu indikator untuk menumbuhkan kualitas sumber daya manusia.

“Kita akan terhindar dari kesalahan berjenjang yang sering dilabelkan pada sekolah maupun perguruan tinggi. Karena seringkali SMP menyalahkan SD bahwa lulusannya tidak baik, SMA menyalahkan SMP bahwa lulusannya tidak berkualitas dan Perguruan Tinggi menyalahkan SMA karena lulusannya tidak berbobot, kita akan saling menyalahkan tanpa ada ujungnya,” tandasnya.

Untuk itu, kata dia, sesuai dengan Visi pendidikan Indonesia maka kedepan semua pihak  harus menggerakan pendidikan di negara ini untuk mewujudkan apa yang  dikenal sebagai cita-cita pendidikan Indonesia.

“Mewujudkan masyarakat Indonesia yang maju berdaulat, mandiri dan memiliki kepribadian pelajar pancasila dengan enam karakternya yaitu beriman dan ketakwaan, mandiri, keatif, kritis, berjiwa gotongroyong dan kebinekaan global”. tutur Prof Leiwakabessy.

Menurutnya, kompetisi bidang Sains merupakan basic dari ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga jika  tidak menguasai IPTEK maka pembangunan bangsa ini an tertinggal. Pasalnya, dasar dari Ilmu Pengetetahuan dan teknologi berasal dari Ilmu MIPA (matematika, fisika, biologi, kimia) yang adalah indikator utama dari kemampuan berpikir kritis dari para siswa.

“Dengan kompetisi Sains akan melahirkan sumber daya manusia yang sejak dini ditempa agar bisa mandiri dalam kompetisi, dalam belajar, berfikir kritis dan akan memiliki masa depan yang lebih baik”, ungka Prof. Leiwakabessy.

Prof. Lewakabessy juga memberikan apresiasi kepada Fakultas MIPA yang sudah 13 kali melakukan kompetisi Sains, para pemenang pada jenjang Sekolah Menengah Atas yang merupakan siswa-siswa terbaik bisa langsung melanjutkan Pendidikannya di Universitas Pattimura tanpa tes pada jalur Mandiri dengan kebijakan tertentu.

“Dari kompetisi ini kita mendapatkan anak- anak unggulan Provinsi Maluku yang akan berkuliah di Maluku yaitu Universitas Pattimura sehingga pimpinan masa depan daerah maupun negara ini lahir dari Universitas Pattimura,” tutupnya (*)

Editor Redaksi