BERITABETA.COM, Masohi – Puluhan warga Negeri Gale-Gale, Kecamatan Seram Utara Barat, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng) menggelar aksi demonstrasi di Kantor DPRD Maluku Tengah, mempertanyakan proses pemilihan kepala desa (Pilkades) di desa tersebut yang hingga kini belum juga digelar.

Para warga ini tergabung dengan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI)  Malteng.

“Kami masyarakat Gale-Gale merasa seperti dibodohi oleh pemerintah di Malteng, terkait dengan permasalahan Pilkades yang sampai saat ini belum juga terlaksana,” teriak Diran Ipaenin dalam orasinya di depan kantor DPRD Malteng, Kamis (10/12/20).

Mereka juga mempertanyakan rekomendasi Komisi I DPRD Malteng, yang telah disepakati bersama dalam rapat dengar pendapat. Rapat yang dihadiri Camat Serut Barat, Pejabat, Ketua Saniri, Ketua Panitia Penjaringan, Kepala Pemuda dan Bakal Calon Kades, serta tokoh masyarakat negeri administratif Gale-Gale.

Anehnya, beber warga, setelah rapat tersebut,  camat kembali menerbitkan surat keputusan yang berbeda dengan keputusan yang disepakati oleh Komisi I DPRD.

Camat Serut Barat, Abd. Madjit Tuankota menyurati panitia untuk melakukan penjaringan bakal calon kades yang baru,  dan mengembalikan berkas bakal calon kades yang lama, dengan alasan sudah terlalu lama  dan sudah kadaluarsa.

Atas sikap ini, perwakilan aksi demo, meminta kepada DPRD Malteng untuk menghadirkan Kabag Pemerintahan, terkait rekomendasi yang sudah disampaikan oleh DPRD dalam hal ini Komisi I, agar dapat memberikan penjelasan terkait dengan belum  terlaksananya Pilkades di Gale-Gale.

“Kami perwakilan dari para aksi memilih walk out, lantaran menilai DPRD tidak mampu menghadirkan Kabag Pemerintahan, dan kami juga menilai DPRD Malteng lemah, berkaitan dengan refresentatif dari rakyatnya sendiri,” terang Ketua KAMMI Irwin Tabang kepada awak media.

Irwin juga meminta kepada Bupati Malteng untuk melihat persoalan yang terjadi di Gale-Gale, sehingga tidak lagi ada persoalan yang sama pada negeri yang lain.

Sementara Ketua Aliansi Pemuda Negeri Gale-Gale Sunarto, mengungkapkan penyesalan kepada DPRD Malteng yang sampai saat ini tidak lagi mampu mendengar aspirasi masyarakat terkait polemik pilkades di Gale-Gale, padahal sudah dua kali melakukan pertemuan dengan DPRD terkait hal ini.

“Kami sudah bosan dengan DPRD Malteng, yang sampai saat ini tidak bisa menyelesaikan persoalan ini. Padahal pada pertemuan pertama, Komisi I sudah berjanji untuk menyurati Pemkab Malteng melalui Kabag Pemerintahan untuk segera mempercepat Pilkades di Gale-Gale, namun kenyataannya berbeda,” ungkanya.

Dirinya juga mengakan,  sudah tiga kali pergantian camat,  tiga kali pergantian pejabat,  namun tidak ada pejabat defenitif di Gale-Gale.

“Hampir empat tahun Gale-Gale tidak ada pilkades, kami juga sudah bosan dengan pejabat, padahal desa Gale-Gale dan Desa Labuan sama-sama melakukan penjaringan, dan sekarang Desa Labuan sudah selesai pemilihan sementara Desa Gale-Gale tidak bisa,” tuturnya (BB-FA)