PUPR Maluku: Jalan Batu Tagepe Rusak Akibat Tingginya Curah Hujan

BERITABETA.COM, Ambon - Musim hujan yang melanda sebagian wilayah Provinsi Maluku khususnya Kota Ambon dalam beberapa bulan terakhir, telah berdampak terhadap kerusakan pada sejumlah ruas jalan raya.
Misalnya ruas jalan di kawasan Batu Tagepe Desa Batumerah Kecamatan Sirimau Kota Ambon yang sementara dikerjakan mengalami kerusakan hingga beberapa meter.
Pihak Dinas PUPR Provinsi Maluku menyebut kerusakan timbul akibat tingginya curah hujan.
“Kerusakan pada ruas jalan Batu Tagepe masih dalam tahap pekerjaan itu berupa cacat permukaan atau sisintegration. Ini akibat tingginya curah hujan,” kata Kepala Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Maluku, Nurul Sopalauw, kepada wartawan di Ambon, Rabu (25/08/2021).
Menurut Sopalauw, intensitas curah hujan yang tinggi sangat berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan jalan di wilayah tersebut.
"Intensitas curah hujan tinggi beberapa bulan terakhir turut berdampak pada kerusakan jalan dimana-mana," jelasnya.
Nurul menyebut, jalan lingkungan (lapen) di wilayah Kecamatan Sirimau ada tujuh lokasi yang dikerjakan dengan total panjang sekitar 3 kilometer. Lokasi terakhir di Batu Tagepe. Panjangnya kurang lebih 900 meter.
"Sekitar 25 meter mengalami cacat permukaan. Hal itu dikarenakan setelah pekerjaan pelapis aspal, terjadi curah hujan yang tinggi sehingga rusak," tutur Nurul.
Nurul berujar, curah hujan yang tinggi itu juga ikut membawa bencana alam yakni banjir dan longsor termasuk jembatan dan talud ambruk di sejumlah daerah termasuk Kota Ambon. “Kondisi alam ini tidak bisa kita hindari," timpa dia.
Mengenai pekerjaan proyek bersumber dari dana Pemulihan Ekonomi Nasional atau PEN, Perseroan Terbatas Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI) itu, untuk saat ini masih dalam masa pemeliharaan.
"Kalau terjadi kerusakan akibat bencana alam, kami akan langsung berkoordinasi dengan pihak penyedia jasa agar segera melakukan perbaikan,” janjinya.
Ia optimis untuk kerusakan yang terjadi saat ini masih bisa diperbaiki dengan biaya yang tidak terlalu besar.
Nurul mengatakan untuk perbaikan tetap diprioritaskan pada permukaan jalan yang rusak.
Pekerjaan ini, lanjut dia, masih berjalan sesuai kontrak. Termasuk tahap masa pemeliharaan selama enam bulan.
"Apalagi, kerusakan yang terjadi karena faktor alam. Tentu ini masih bisa diperbaiki. Karena masih dalam pemeliharaan. Hal ini menjadi tanggungjawab penyedia," tandasnya. (*)
Pewarta : Febby Sahupala