Kota Ambon ‘Dikepung’ Banjir, Sejumlah Rumah Warga Terendam

BERITABETA.COM, Ambon – Hujan yang mengguyur kota Ambon, Provinsi Maluku, sejak Sabtu (3/10/2020) siang hingga malam hari, membuat sejumlah wilayah di Kota Ambon tergenani banjir.
Intensitas hujan yang tinggi juga dilaporkan mengakibatkan longsor terjadi di beberapa lokasi.
Pantauan beritabeta.com di sejumlah wilayah, akibat hujan yang terus turun membuat beberapa lokasi di pusat kota Ambon ikut terendam. Di wilayah yang parah dihantam banjir yakni di Desa Batu Merah dan Jalan AY Patty, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon.
Kemudian juga di kawasan Jalan Baru, hingga ke Waihaong, juga mengalami hal yang sama.
Beberpa lokasi ini memang menjadi langganan banjir, jika hujan dengan intensitas tinggi mulai turun. Sementara lokasi lainnya, yakni di daerah Kadewatan, Tanah Tinggi, Batu Gajah, Desa Galala, dan beberapa lokasi lainnya.
Banjir membuat warga terpaksa harus meyelamatkan diri dan mengamakan sejumlah barang yang ada di rumah-rumah.
Stevy Melay, salah satu warga yang menetap kawasan Galala, Ambon melalui siaran langsung facebook, mengabarkan di lokasi rumah tempat tinggalkan air terus meninggi hingga mencapai 1 meter.
“Kami baru saja keluar dari rumah, setelah menyelamatkan sejumlah barang ke tempat yang tinggi. Sekarang kami sudah di rumah tetangga, kebutulan rumahnya berlantai dua, sehingga kami memilih mengungsi sebentar disini,” ungkapnya.
Sementaran di wilayah Asrama Militer TNI di kawasan Desa Batumarah, juga dilaporkan air ikut menggenangi sejumlah pemukiman warga.
“Disini seperti biasa musiman, kalau hujan sudah turun dengan waktu yang lama pasti rumah-rumah di sekitar sini ikut terendam,” ungkap Nur salah satu warga.
Di RT 002/RW 03, Kelurahan Karang Panjang, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon dikabarkan juga terjadi tanah longsor. Tanah longsor terjadi, lantaran pohon mangga roboh, dan menutup sebagian badan jalan setapak di wilayah itu. Untung saja, pohon yang roboh itu tidak mengenai rumah warga yang ada disekitarnya.
Sampai berita ini diturunkan, sejumlah kawasan di kota Ambon dilaporkan masih tergenang banjir. Namun, di beberapa lokasi, genanang air dilaporkan mulai menurun, menyusul hujan yang mulai reda.
Ada La Nina di Samudera Pasifik
Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan adanya anomali iklim La-Nina yang berdampak terhadap curah hujan tinggi di Indonesia.
Dalam rilisnya yang disampaikan, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal mengatakan hingga akhir September 2020, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudera Pasifik Ekuator menunjukkan bahwa anomali iklim La-Nina sedang berkembang.
Indeks ENSO (El Nino-Southern Oscillation) menunjukkan suhu permukaan laut di wilayah Pasifik tengah dan timur dalam kondisi dingin selama enam dasarian terakhir dengan nilai anomali telah melewati angka -0.5°C, yang menjadi ambang batas kategori La Nina.
Perkembangan nilai anomali suhu muka laut di wilayah tersebut masing-masing adalah -0.6°C pada bulan Agustus, dan -0.9°C pada bulan September 2020.
BMKG dan pusat layanan iklim lainnya seperti NOAA (Amerika Serikat), BoM (Australia), JMA (Jepang) memperkirakan La Nina dapat berkembang terus hingga mencapai intensitas La Nina Moderate pada akhir tahun 2020.
“La Nina diperkirakan akan mulai meluruh pada Januari-Februari dan berakhir di sekitar Maret-April 2021,” kata Herizal sebagaimana dikutip dari akun twitter Humas BMKG, Sabtu (3/10/2020).
Herizal melanjutkan, catatan historis menunjukkan bahwa La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40% di atas normalnya.
Namun demikian, dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia. Pada Bulan Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali Sumatera (BB-DIO)
SIMAK VIDEO DI BAWAH INI :