BERITABETA, Jakarta – Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Maluku akan menambah daftar destinasi digital di Indonesia, tepatnya lewat Pasar Salamoeli Indah. Destinasi ini bakal di-launching Minggu (14/10/2010) mendatang di Desa Suli Bawah, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya memberikan respon positif atas rencana launching Pasar Salamoeli Indah. Kini Arief makin antusias, destinasi digital GenPI akan menjadi salah satu destinasi wisata unggulan. Pesannya hanya satu, GenPI agar selalu inovatif dan selalu fresh dalam menyelenggarakan kegiatan aktivasi komunitas.

“Saya sering menyebutnya 2C. Yaitu Creative Value dan Commercial Value. Kreatif dalam mengangkat tema-tema pariwisata di media sosial dari desain, pemilihan kata sampai pembuatan event. Dan selanjutnya event itu harus menciptakan nilai komersial yang bermanfaat bagi setiap anggota komunitas maupun masyarakat sekitar,” ujar Arief dalam keterangan tertulis Kamis, (11/10/2018).

Ketua GenPI Maluku, Glenn Wattimury juga membeberkan tentang adanya soft launching pada Sabtu nanti. Bahkan, launching juga akan berlanjut keesokan harinya.

“Akan ada soft launching pada, Sabtu (13/10), pukul 20.00 WIT. Besoknya baru launching mulai pukul 11.00-20.00 WIT,” papar Glenn.

Berbicara Pasar Salamoeli Indah, seperti apakah Pasar Salamoeli Indah? Konsepnya pasar rakyat dengan nuansa wisata pantai. Atraksi yang sudah dibuat seperti selfie spot, education corner, garden spot, nature spot, camping ground,dan WWYT (write what you think) board. “Selain itu, juga telah dibuat Kids House Tree, Floating Tent, Fishing Kit dan Community Corner,” ujar Glenn.

Dari segi budaya, pasar ini akan diramaikan dengan atraksi seni dan budaya khas Maluku. Seperti Bambu Gila, Cakalele, serta tari-tarian daerah Maluku. Untuk komunitas pun akan diberikan kesempatan berkreasi setiap pasar diadakan.

“Konsep besarnya diharapkan bisa memasukan seluruh budaya kepulauan Maluku melalui pertunjukan budaya ini,” ungkap Glenn.

Untuk kuliner, tentu saja akan didominasi oleh makanan khas Maluku. Di antaranya yaitu papeda, rujak natsepa, dan sagu gula.

“Paket memancing, sunset hunting dan night camp juga akan dijual pada pasar ini. Supaya menambah banyak atraksi yang bisa dinikmati pengunjung,” imbuh Glenn.

Saat pre-launch session, GenPI Maluku juga mengundang sejumlah stakeholders pariwisata. Di antaranya Bupati Maluku Tengah, Camat Salahutu, Kadispar Provinsi Maluku, Kadispar Kabupaten Maluku Tengah. Selain itu juga mengundang Pimpinan bank cabang Maluku, Komunitas Kreatif, GM hotel di Maluku, pimpinan media massa di Maluku, dan pimpinan maskapai penerbangan di Maluku.

“Undangan akan diberikan penjelasan dan diajak untuk berkontribusi dalam penyelanggaraannya ke depan. Sambil mencicipi makanan-makanan yang akan dijual pada saat pembukaan pasar dan menikmati barbeque night,” kata Glenn.

Ada satu cerita menarik dari destinasi digital ini. Awalnya, destinasi ini akan dinamai Pasar Pasir Putih. Namun diubah menjadi Pasar Salamoeli Indah, atas permintaan masyarakat.

“Kenapa dinamakan Salamoeli? Karena di lokasi pasar tersebut banyak tumbuh pohon Salamuli yang sudah tergolong langka di Maluku,” tuturnya.

Juragan Pasar Salamoeli Indah, Marthen Reasoa menambahkan, lokasi pasar sangat strategis. Lokasinya dekat objek wisata Pantai Natsepa dan Pantai Supapei.

“Setiap akhir pekan wisatawan mambanjiri kedua lokasi wisata itu. Belum lagi Pasar Salamoeli Indah juga berada di jalur balik dari Pantai Ora Beach. Dan tidak menutup kemungkinan pasar ini juga disinggahi wisatawan yang baru kembali dari pulau Seram,” kata Marthen.

Harapan Marthen, Pasar Salamoeli Indah menjadi tempat wisata yang bisa membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di lokasi tersebut.

“Semoga dengan dibukanya lokasi ini, besok diharapkan akan ada lokasi lain yang dibuat di seantero Maluku,” ungkapnya.

Koordinator GenPI Nasional, Mansyur Ebo, mengungkapkan Pasar Salamoeli Indah makin menambah warna destinasi digital di Indonesia. Pasalnya, saat ini ada banyak kreasi pasar yang sedang dipersiapkan di seluruh Indonesia. Semua berbasis pada atraksi pariwisata, untuk memperkuat daya tarik dan daya saing destinasi.

“Kami selalu menggabungkan nature alam, culture atau budaya, dan dikombinasi dengan manmade,” pungkas Ebo.

Pasaran adalah bentuk kopi darat atau offline komunitas netizen dan masyarakat umum yang tematik. Anak muda zaman sekarang tidak mau yang biasa-biasa saja. Semua harus punya cerita, asyik difoto, dan kreatif. Selain itu destinasi digital harus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat lokal. (BB/DCT/DIO)