Sulaiman Ar Rajhi, Pengusaha Arab Saudi yang Memilih Mewakafkan Seluruh Hartanya
BERITABETA.COM – Namanya sangat tersohor di Arab Saudi. Ia menjadi miliarder Arab Saudi dengan kekayaannya ditaksir mencapai $7.7 miliar pada tahun 2011. Majalah Forbes menempatkannya sebagai orang terkaya ke-120 di dunia. Adalah Sulaiman bin Abdul Aziz Al Rajhi. Sulaiman Al Rajhi lahir di Qasim pada tahun 1929.
Dikutip dari saudinesia.com Ia bukan berasal dari kalangan orang kaya atau bangsawan. Sulaiman berasal dari keluarga miskin di Arab hingga untuk sekolah saja sangatlah sulit. Setelah lulus SD, Sulaiman memilih bekerja untuk membantu keluarganya agar bisa bangkit dari kemiskinan.
Sejak usianya sembilan tahun, dia sudah mulai bekerja sebagai porter yang membawa barang belanjaan para pengunjung pasar Al Khadra Riyadh.
Setelahnya, saat usianya 12 tahun, Ia bekerja sebagai pengumpul kurma. Tidur di atas kerikil dan mengenakan pakaian yang sama terus menerus merupakan kebiasannya sehari-hari.
Kemudian, Ia mulai bekerja sebagai koki di salah satu hotel di Riyadh, menjadi penjual minyak, hingga membuka toko kelontongnya sendiri.
Ia juga sempat bekerja di perusahaan pertukaran mata uang yang dimiliki saudaranya, Saleh Al Rajhi, sebelum bekerja sama mendirikan cabang baru perusahaan tersebut pada 1956.
Kemudian pada 1970, Ia memisahkan bisnis yang dijalankan dengan saudaranya dan membuka perusahaan pertukaran mata uang miliknya sendiri.
Keuletannya dalam bekarja membuat Sulaiman Al Rajhi berhasil membangun bisnis di bidang perkebunan dengan mendirikan perusahaan bernama National Agricultural Development Company (NADEC).
Dari sinilah Ia kemudian berhasil membuka 30 cabang perusahaan di seluruh Arab Saudi. Selain negara kelahirannya, Sulaiman Ar Rajhi juga membuka cabang di beberapa negara lain, seperti Mesir dan Lebanon.
Selangkah demi selangkah, Al Rajhi tumbuh menjadi salah satu orang terkaya di dunia. Menurut Forbes kekayaannya pada 2011 mencapai USD7 miliar.
Ia memiliki 23 anak yang dibesarkan sendiri dengan uang-uangnya. Seluruh anaknya dididik untuk mampu berusaha dan berbisnis. Setiap anak dari Sulaiman Al Rajhi diberi perusahaan untuk dikembangkan sendiri dan menjadi pundi-pundi uang dengan usahanya sendiri.
Namun di usianya yang genap 90 tahun, Sulaiman Al Rajhi ingin hidup dengan bahagia. Sulaiman tidak membutuhkan semua harta yang dimiliki meski jumlahnya sangatlah banyak.
Uang yang berjumlah $7,7 miliar itu disumbangkan ke lembaga amal untuk keperluan pendidikan dan juga kesejahteraan masyarakat di negara Arab.
Keputusan ini juga didukung oleh 23 anak-anaknya karena hanya itu yang bisa membuat ayahnya bahagia.
Selain menyumbangkan hartanya untuk amal. Sulaiman Al Rajhi juga membangun sebuah kampus bernama Sulaiman Al Rajhi University di tanah kelahirannya.
Universitas ini gratis bagi masyarakat miskin yang ingin belajar tentang kesehatan dan perbankan Islam yang dewasa ini mulai merambah negara-negara di kawasan Eropa.
Sulaiman Ar Rajhi juga memiliki kebun kurma terbesar di dunia yang terletak di Provinsi Al Qasim, Arab Saudi. Kebun kurma ini memiliki luas sekitar 5.000 hektar dan ditumbuhi 200.000 pohon kurma dari 45 jenis kurma.
Ternyata kebun kurma ini diwakafkan oleh Al Rajhi untuk kepentingan Islam. Hasil panennya dibagikan kepada lembaga-lembaga amal dan Haramain yaitu Masjidil Haram dan Masjid Nabawi setiap Bulan Ramadhan untuk buka bersama. Inilah yang tercatat sebagai wakaf terbesar di dunia.
Suilaman Ar Rajhi juga membangun masjid yang cukup megah dan besar di jantung Kota Riyadh. Di mana masjid yang beliau bangun bisa menampung 18.000 jama’ah. Beliau bangun masjid tersebut dari harta pribadinya.
Ia menyumbangkan saham bank, peternakan unggas, perkebunan kurma, serta membangun universitas gratis untuk kaum dhuafa sebagai bentuk kemurahan hati.
Tidak hanya itu, Ia menyerahkan dua hotel miliknya di Mekkah kepada Kementerian Kesehatan Saudi Arabia sebagai upaya penanganan Covid-19 yang saat ini melanda dunia.
Ketika ditanya tentang rahasia kesuksesannya, Sulaiman Al Rajhi sering mengulangi bahwa itu semua berkat menabung. Ia terbiasa menyimpan uang yang dihasilkan olehnya untuk hari berikutnya. Dengan begitu, Ia dapat memiliki uang untuk membangun masa depannya (*)
Editor : Redaksi