Terbanyak Dalam Sejarah, Arab Saudi Eksekusi Mati 81 Pria Dalam Sehari
BERITABETA.COM - Pemerintah Arab Saudi tidak main-main dalam masalah penegakan hukum. Dalam waktu 24 jam pada Sabtu 12 Maret 2022, pemerintah setempat telah mengeksekusi mati sebanyak 81 pria yang divonis bersalah dengan sejumlah kejahatan yang dilakukan.
Seperti dilaporkan Al Jazeera, Sabtu (12/3/2022), peristiwa ini menjadi catatan sejarah terbaru penegakan hukum di Arab Saudi. Riyadh pun mencetak rekor eksekusi terbanyak dalam satu hari sepanjang sejarah modern negara itu.
“Eksekusi dilakukan termasuk pada tujuh warga Yaman dan satu warga Suriah, atas tuduhan termasuk kesetiaan kepada organisasi teroris asing dan memegang keyakinan menyimpang,” kata kantor berita negara Saudi Press Agency (SPA).
Jumlah tersebut mengerdilkan 67 eksekusi yang dilaporkan di kerajaan pada tahun 2021 dan 27 pada tahun 2020.
"Orang-orang ini dihukum karena berbagai kejahatan termasuk membunuh pria, wanita dan anak-anak yang tidak bersalah," kata SPA pada Sabtu (12/3), seraya mengutip pernyataan dari kementerian dalam negeri.
“Kejahatan yang dilakukan oleh orang-orang ini juga termasuk berjanji setia kepada organisasi teroris asing, seperti ISIS [ISIL], al-Qaeda dan Houthi,” tambahnya.
Menurut SPA, beberapa terpidana melakukan perjalanan ke zona konflik untuk bergabung dengan organisasi teroris.
“Terdakwa diberi hak untuk didampingi pengacara dan dijamin hak penuh mereka di bawah hukum Saudi selama proses peradilan,” katanya.
"Kerajaan akan terus mengambil sikap tegas dan teguh terhadap terorisme dan ideologi ekstremis yang mengancam stabilitas seluruh dunia," tambah laporan itu.
Laporan menyebut orang-orang itu termasuk 37 warga negara Saudi yang dinyatakan bersalah dalam satu kasus karena mencoba membunuh petugas keamanan dan menargetkan kantor polisi dan konvoi.
Eksekusi massal terakhir Arab Saudi adalah pada Januari 2016, ketika kerajaan itu mengeksekusi 47 orang, termasuk seorang pemimpin oposisi terkemuka Syiah yang telah menggalang demonstrasi di kerajaan.
Pada 2019, kerajaan memenggal 37 warga Saudi, kebanyakan dari mereka minoritas Syiah, dalam eksekusi massal di seluruh negeri karena dugaan kejahatan terkait terorisme.
Catatan hak asasi manusia Arab Saudi berada di bawah pengawasan yang meningkat dari kelompok-kelompok hak asasi dan sekutu Barat sejak pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi pada 2018.
Saudi telah menghadapi kritik keras terhadap undang-undangnya yang membatasi ekspresi politik dan agama, dan penerapan hukuman mati, termasuk untuk terdakwa yang ditangkap ketika mereka masih di bawah umur.
Arab Saudi membantah tuduhan pelanggaran hak asasi manusia dan menyatakan melindungi keamanan nasionalnya sesuai dengan hukumnya. SPA menyatakan terdakwa diberikan hak untuk mendapatkan pengacara dan dijamin hak penuh mereka di bawah hukum Saudi selama proses peradilan (*)
Editor : Redaksi