Peneliti dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) di Cambridge, Amerika Serikat (AS), Lydia Bourouiba menyatakan pernafasan dapat menghasilkan droplet (percikan cairan tubuh) yang dapat ‘melayang’ hingga jarak 27 kaki.
Maraknya penggunaan cairan disinfektan di ruang publik pada berbagai titik fasilitas umum, bahkan di titik masuk perumahan untuk pencegahan penyebaran virus COVID-19, diajurkan agar dapat dilakukan dengan hati-hati.
World Health Organization (WHO) dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 sudah menegaskan bahwa kecepatan penularan wabah COVID-19 bisa diredam dengan cara mengatur jarak saat kita bertemu orang lain (social and physical distancing).
WHO menganjurkan penggantian penggunaan frasa social distancing menjadi physical distanding. WHO berdalih penggunaan frasa ini untuk mengklarifikasi perintah untuk berdiam diri di rumah demi mencegah virus Corona, bukan berarti kita memutus kontak dengan teman atau keluarga secara sosial.
Sebagian besar kasus COVID-19 ini ditemukan gejala yang mirip dengan flu biasa. Baik flu maupun corona, keduanya sama-sama disebabkan oleh virus yang menyerang saluran pernapasan.