Mantan Ketua Dewan Pers ini mengatakan panduan kelak tidak hanya berisi nilai-nilai, tapi juga mencakup kebijakan, etika dan prinsip bisnis anggota AMSI serta sanksi.

“AMSI perlu Panduan dan Prinsip Etika Bisnis yang mempertajam etika AMSI sebagai asosiasi perusahaan pers. Pada dasarnya AMSI adalah organisasi non profit, namun juga perlu meluaskan misi agar profitable,” ujarnya.

Perwakilan Badan Pertimbangan dan Pengawas AMSI I’in Yumiyanti mengatakan sebagai organisasi pers, AMSI perlu melakukan inisiatif-inisiatif baru sebagai rintisan, untuk memperkuat organisasi.

Langkah strategis tersebut penting untuk membantu anggota agar survive dari krisis akibat Pandemi COVID-19 dan tetap menjalankan marwah pers yang independen serta dapat dipercaya publik.

Ia menekankan penguatan kapasitas anggota mencakup segi editorial, cek fakta, dan bisnis, perlu diluaskan sampai anggota yang berada di wilayah-wilayah.  Agar tercapai pemerataan kualitas media dan keberlangsungan bisnis media anggota AMSI.

Ia menambahkan untuk meningkatkan kredibilitas, program eksisting Cek Fakta AMSI menjadi brand “member Cek Fakta AMSI”, sehingga ke depan menjadi kuat sebagai “jaminan mutu” anggota AMSI.

Selain itu, I’in menekankan AMSI perlu tetap memberi perhatian serius terhadap kesejahteraan dan masalah-masalah penting wartawan.

“Meskipun AMSI beranggotakan perusahaan pers bukan beranggotakan wartawan, perlu diingat wartawan merupakan pilar utama pers,” ujar Wakil Direktur Detiknetwork ini.

Rakernas yang berlangsung selama 9 jam ini berhasil merumuskan langkah-langkah strategis organisasi untuk penguatan internal dan eksternal organisasi. Tim Internews membantu proses persiapan, serta Erwien Djayoesman (M&E Specialist) dan Firmansyah Syamsi (Media Engagement Specialist) menjadi fasilitator utama rakernas tahun ini (BB-RLS)