BERITABETA.COM, Ambon - Kepala Kantor Badan Keamanan Laut (Bakamla) Zona Maritim Timur Laksamana Pertama Arif Sumartono memimpin upacara pembukaan latihan operasi Keamanan dan Keselamatan Laut yang berlangsung di Pangkalan Armada Keamanan Laut Ambon, Maluku, Senin (05/04/2021).

Arif Sumartono saat membacakan sambutan Kepala Bakamla RI Laksamana Madya TNI Aan Kurnia menyatakan, dengan adanya ancaman kejahatan yang semakin berkembang di wilayah yuridiksi Indonesia, menuntut kesiapan personil Bakamla untuk mengantisipasi dan mengatasinya secara cepat, tepat dan efisien.

Dimana keberhasilan suatu operasi keamanan dan keselamatan laut, harus didukung oleh kemampuan personel yang handal dan profesional.

Olehnya itu, demi meningkatkan kemampuan setiap personil Bakamla pada masing-masing zona salah satunya zona timur Indonesia, maka dilakukan pelatihan selam dasar, pemberkasan perkara kapal tangkapan, latihan komunikasi taktis, dan menembak di laut.

"Para peserta  harus mengikuti pelatihan dengan sungguh-sungguh, sehingga menjadi personel Bakamla yang tangguh, profesional dan responsif, kapanpun diperlukan dengan ilmu dan kemampuan yang memadai," tandas Laksamana Madya TNI Aan Kurnia.

Sementara itu Arif Sumartono kepada wartawan mengakui, baru pertama kali Bakamla Zona Maritim Timur diberikan kepercayaan dari pusat untuk melaksanakan  pelatihan ini.

Kegiatan ini diikuti oleh 57 personel meliputi personel dari kantor Kamla Zona Maritim Timur, awak KN dan Stasiun Pemantauan Keamanan dan Keselamatan Laut (SPKKL) Ambon, Tual, Merauke, Jayapura dan Kupang.

"Pelatihan dimulai sejak 5-22 April 2021. Untuk latihan dasar selam dilaksanakan pada 5-7 April di desa Hitu, latihan pemberkasan perkara kapal tangkapan pada 7-9 April berlokasi di Pangkalan Armada Keamanan Laut Ambon, komunikasi taktis tangkapan digelar 12-14 April, dan latihan menembak pada 19-22 April di lapangan tembak Lantamal IX Ambon dan Laut Banda," jelasnya.

Ia menyebut, Bakamla Zona Maritim Timur  membawahi lima Provinsi yaitu Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Nusa Tenggara Timur.

Dari data yang dimiliki, kata Arif, hal yang paling rawan di wilayah zona Timur saat ini yakni kecelakaan laut, disusul illegal fishing maupun penangkapan ikan dengan cara yang merusak (destructive fishing).

Terdapat 4 item kegiatan pelatihan yang akan digelar, yakni latihan selam dasar, latihan pemeriksaan perkara kapal tangkap, latihan komunikasi taktis dan latihan menembak dilaut.

Kegiatan pelatihan ini bertujuan untuk membekali personil zona maritim timur agar mampu dan mahir melaksanakan tugas patroli keamanan dan keselamatan laut di wilayah perairan dan yurisdiksi Indonesia. (BB-YP)