BERITABETA.COM, Ambon – Aksi dalam membantu masyarakat untuk mengatasi penyebaran coronavirus disease (Covid-19) terus digalakkan berbagai kalangan di kota Ambon.

Salah satunya dilakukan 11 Apoteker Muda Maluku yang bertugas di beberapa sarana kefarmasian di kota Ambon dan Namlea yang tergabung dalam  Indonesian Young Pharmacy Group (IYPG).

Ke- 11 apoteker muda ini melakukan aksi dengan membangikan hand sanitizer (larutan pencuci tangan) secara gratis kepada sejumlah warga di kota Ambon. Mereka masing-masing, Julfikri Mewar, Maharani Pelupessy, Rizky Ayuba, Rezna Salampessy, Nur Hasan, Fathul Latarisa, Nurjianti Ipaenim, Aprizal Hehanussa, Asri Lelangko, Maryanti Tuharea dan Muh Iksan Sahib.

Salah satu anggota IYPG Maluku, Maharani Pelupessy kepada beritabeta.com, Minggu (12/4/2020) mengatakan, pembagian hand sanitizer ini dilakukan karena kepedulian mereka terhadap kondisi mewabahnya Covid-19 yang terjadi saat ini di Maluku.

“Hand sanitizer ini kami buat sendiri, sesuai formula standar WHO dan kemampuan, tujuannya untuk membantu sesama dalam mencegah penyebaran virus corona di kota Ambon,” ungkap Rani.

Membuat sendiri hand sanitizer di Laboratorium Kimia Farma Urimessing

Ia menjelaskan, bahan yang digunakan dalam pembuatan hand sanitizer ini merupakan campuran alkohol, gliserol dan H202 yang dioleh di  tanggal 9 April 2020 di Laboratorium  Kimia Farma Urimessing.

“Untuk tahap pertama ini, kami membuat sebanyak 10 liter yang kami kemas dalam wadah botol spray berukuran 100 mili liter dan dibagikan ke sejumlah tempat,” jelasnya.

Aksi membagikan hand sanitizer secara gratis ini diberikan kepada sejumlah kalangan, meliputi tukang ojek, tukang becak, supir angkot, pedagang asongan, petugas kebersihan, anggota TNI-Polri dan masyarakat secara luas.

“Jadi kami menyasar sejumlah tempat mulai dari panggakalan ojek di Karpan, Batumereh, Belakang Soya, depan Masjid Alfatah hingga ke Mardika, semua terbagi habis,” kata Rani.

IYPG Maluku, kata Rani, tergerak hati untuk melakukan hal ini lantaran melihat adanya kelangkaan hand sanitizer di pasaran dan harganya yang makin tinggi, sehingga tidak bisa dijangkau oleh masyarakat kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Atas kondisi ini, 10 apoteker muda itu kemudian mengumpulkan dana pribadi dan membuat larutan pencuci tangan untuk dibagikan secara gratis. Selain itu, tambah Rani, mereka juga melakukan sosialisai tentang pola hidup bersih dalam menghadapi wabah Covid-19 di Maluku.

“Sambil jalan kami lakukan semua, dengan memberikan edukasi kepada pedagang, tukang ojek, tukang becak yang kami temui di sejumlah tempat,” ungkapnya.

Kegiatan ini, lanjutnya, juga sebagai upaya dalam membantu pemerintah dalam mensosialisasikan upaya pencegahan virus Corona.

“Kami menemui banyak warga dan mengaku senang bisa dibagikan hand sanitizer ini secara gratis, karena banyak fasilitas cuci tangan yang disiapkan di ruang publik juga, sabunnya banyak yang sudah dicuri orang, makanya solusi menggunakan hand sanitezer ini cukup disambut baik oleh mereka,” tandas Rani.

Rani menambahkan, saat ini beberapa pihak sudah mencoba membangun komunikasi dengan mereka untuk dapat bekerjasama dalam pembuatan hand sanitizer ini. Harapannya, semoga di aksi lanjutan nanti ada kerjasama yang terbangun agar maksimal dan dapat dimanfaatkan banyak warga.

“Dari Aksi Cepat Tanggap juga sudah membangun komunikasi, tapi blum juga sampai kepada tahapan aksen, semoga secepatnya dapat terealisasi untuk membantu masyarakat di kota Ambon,” tutupnya (BB-DIO)