BERITABETA.COM, Jakarta – Mutasi baru pada virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 di dunia, diklaim telah menunjukkan adanya pelemahan.  Kesimpulan ini disampaikan ilmuwan di Arizona, Amerika Serikat.

Ketika virus itu terus menyebar dengan cepat dan menjangkit jutaan orang di seluruh dunia, para ilmuwan terus berupaya meneliti virus untuk mendapatkan informasi yang berguna.

Para peneliti di Arizona State University menyatakan bahwa mutasi yang mereka temukan itu dapat mengubah gelombang kondisi wabah yang memiliki harapan lebih baik. Mutasi itu dilaporkan mirip dengan perubahan yang ditemukan pada virus SARS 2003, yang berarti kemungkinan lebih kecil untuk melewati sistem kekebalan tubuh.

Former Director of the World Health Organization (WHO) Cancer Programme, Karol Sikora, menulis dalam akun Twitter pribadinya yang menyatakan penemuan dari para peneliti di Arizona tersebut.

“Para ilmuwan di Arizona telah mendeteksi mutasi dalam sampel virus corona baru. Jangan khawatir, virus itu telah kehilangan sebagian potensinya,” tulisnya di akun Twitter @ProfKarolSikora.

“Ketika ini terjadi dalam wabah SARS, hal ini menandai awal dari akhir. Peringatan, ini hanya satu sampel, kita perlu melihat apakah kita dapat menemukannya di tempat lain,” lanjutnya.

Dilansir dari Express, Rabu (6/5) peneliti di Arizona State University mengambil 382 sampel dari pasien virus corona di negara bagiannya, dan menemukan adanya satu sampel yang sebagian besar telah kehilangan materi genetik virusnya.

Mereka mengklaim bagian yang hilang ini membuat infeksi menjadi lebih lemah dan merupakan sinyal awal bahwa wabah virus corona ini akan mereka.

Kendati baru ada satu pasien di Arizona yang ditemukan dengan mutasi virus tersebut, para peneliti mengatakan jika sekuensing genom menjadi lebih umum, kemungkinan akan lebih banyak kasus serupa yang muncul.

Mereka melaporkan bahwa virus corona baru menganding 30.000 hurus asam ribonukleat (RNA) dan dalam sampel yang ditemukan, sebanyak 81 huruf telah hilang.

“Protein-protein ini tidak hanya ada disana untuk ditiru, mereka ada untuk membantu meningkatkan virulensi dan menekan sistem kekebalan tubuh. Itu berkembang dengan bentuk yang lebih lemah pada fase akhir pandemi,” kata Efrem Lim, kepala penelitian terkait.

Berita ini menjadi kabar baik bagi harapan global dalam menghadapi pandemi virus Covid-19. Hingga saat ini, virus tersebut telah menginfeksi lebih dari 3,7 juta orang dan menelan korban jiwa lebih dari 250.000 orang di seluruh dunia.

Penyebaran virus corona secara global, masih terus bertambah dari hari ke harinya. Melansir data dari laman Worldometers, total kasus Covid-19 di dunia terkonfirmasi sebanyak 3.719.899 (3,7 juta) kasus hingga Rabu (6/5/2020) pagi.

Dari jumlah tersebut, sebanyak 1.235.817 (1,2 juta) pasien telah berhasil sembuh, dan 257.747 orang meninggal dunia. Kasus aktif hingga saat ini tercatat sebanyak 2.226.335 dengan rincian 2.177.007 pasien dengan kondisi ringan dan 49.328 dalam kondisi serius. Berikut 10 negara dengan jumlah kasus virus corona terbanyak:

  1. Amerika Serikat: 1.234.592 kasus, 72.054 orang meninggal, total sembuh 199.151.
  2. Spanyol: 250.561 kasus, 25.613 orang meninggal, total sembuh 154.718.
  3. Italia: 213.013 kasus, 29,315 orang meninggal, total sembuh 85,231.
  4. Inggris: 194.990 kasus dan 29.427 orang meninggal.
  5. Perancis: 170.551 kasus dan 25.531 orang meninggal, total sembuh 52.736.
  6. Jerman: 166.706 kasus dan 6.993 orang meninggal, 135.100 total sembuh.
  7. Rusia: 155.370 kasus, 3.520 orang meninggal, total sembuh 73.285.
  8. Turki: 124.054 kasus, 1.222 orang meninggal, total sembuh 15.013.
  9. Brazil: 113.844 kasus, 7.848 orang meninggal, total sembuh 45.815.
  10. Iran: 99.970 kasus, 6.340 orang meninggal, total sembuh 80.475.

Kasus virus corona di Indonesia tercatat juga mengalami peningkatan, baik dari jumlah kasus, sembuh, maupun yang meninggal dunia. Hingga Selasa (5/5/2020) pukul 12.00 WIB, kasus positif Covid-19 bertambah sebanyak 484. Sehingga jumlahnya saat ini menjadi 12.071 orang.

Sedangkan untuk kasus sembuh, juga ada penambahan sebanyak 243 orang. Hal itu sekaligus menjadikan total pasien yang telah sembuh menjadi 2.197 orang (BB-DIP)