Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan beberapa arahan penting kepada masyarakat. Presiden mengatakan masuknya varian Omicron adalah hal yang tak terelakkan lantaran penularannya memang sangat cepat.
Meski WHO sendiri telah mamasukkan Omicron menjadi variant of concern (varian yang mengkhawatirkan), karena Omicron dilaporkan memiliki banyak strain atau mutasi dibandingkan varian Alpha, Beta dan Delta dan dianggap sangat menular.
Salah satu dari 25 provinsi itu adalah, Provinsi Maluku dengan ditemukan 9 kasus varian Delta. Meski demikian data tersebut tidak secara detail menjelaskan lokasi atau wilayah kabupaten mana di Maluku yang ditemukan kasus varian Delta itu.
BERITABETA.COM – Penyebaran Covid-19 Varian Delta, sudah menjadi momok di sejumlah negara. Tercatat ada 104 negara yang menjadi tempat ditemukan varian baru ini, sesuai data
India benar-benar menakutkan. Negara yang dipimpin Narendra Modi ini kembali mencatat rekor dunia dengan jumlah 386.452 orang positif dan hampir 3.500 kematian dalam kurun waktu 24 jam.
Virus covid-19 varian baru B.1.1.7 yang pertama kali terdeteksi di Inggris kini telah masuk Indonesia. Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) sudah membuat langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus ini.
Kepala Klinik Penyakit Menular Rumah Sakit Policlinico San Martino, Italia, Profesor Matteo Bassetti menyebut virus corona (Covid-19) saat ini mulai kehilangan kekuatannya atau keganasannya. Hal itu terjadi sejak Mei dan pasien yang sebelumnya sempat sekarat kini telah sembuh.
Sutiman mengatakan, kondisi ini yang menjadi penghalang utama konsep berpikir industri bidang kesehatan dalam menemukan vaksin atau obat. Sebab, lanjutnya, jamu bukanlah obat untuk penyakit tertentu, karena konsepnya adalah untuk menjaga kualitas hidup.
Mutasi baru pada virus corona SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 di dunia, diklaim telah menunjukkan adanya pelemahan. Kesimpulan ini disampaikan ilmuwan di Arizona, Amerika Serikat.
Fakta mutasi virus corona ini, diungkap dalam sebuah riset yang dilakukan para peneliti dari Cambridge, Inggris, dan Jerman dengan merekonstruksi jalur evolusi awal Covid-19 pada manusia menggunakan teknik jaringan genetik.