Mengenal Molana, Pulau ‘Kusta’ yang Kini Jadi Ikon Wisata Maluku Tengah
Laporan Residen Ambon asal Inggris Townsend Farquhar di tahun 1795, Molana disebut juga sebagai Colony Leprozen atau pulau tempat orang kusta yang didirikan Belanda hampir seratus tahun sebelumnya, dan juga sebagai Pos Militer. Namun dari sumber-sumber sejarah yang ada belum menemukan kapan tepatnya Rumah Sakit Kusta di Molana berdiri.
Pulau Molana kini telah menjadi destinasi wisata yang cukup terkenal di kawasan Kepulauan Maluku bagian tengah. Pasir putih halus sepanjang kurang lebih 1,5 KM, tebing batu karang tempat tinggal ikan-ikan kecil.
Pulau Molana juga telah diperlengkapi dengan sejumlah Resort, Cottage untuk tempat menginap para wisatawan yang hendak berlibur ke pulau tersebut.
“Jika potensi pulau ini bisa dikelola dan dikembangkan lebih baik lagi oleh pemerintah daerah setempat maka bisa bersaing dengan obyek-obyek wisata lain di Indonesia,” tulis Saparua dalam statusnya di media sosial.
Pulau Indah dan Unik
Pulau Molana memang masih kurang populer dibandingkan dengan misalnya Pulau Bair. Pulau Molana termasuk salah satu dari Destinasi Wisata Maluku yang mempesona. Bahkan keindahannya masih alami karena belum banyak orang yang mengetahuinya.
Beragam jenis makhluk hidup tinggal di pulau kecil ini. Pepohonan yang rimbun, satwa – satwa liar, pantai dengan hamparan pasir putih yang lembut, gugusan terumbu karang dan ikan – ikan yang bersembunyi di dalamnya, dan air lautnya yang biru jernih.
Hamparan pasir putih yang berada di pulau ternyata memiliki keunikan, yaitu pasir putih lembut pada bagian utaranya dapat berpindah tempat menyesuaikan terjadinya musim angin.
Biasanya pada musim angin barat pantai berpasir akan berpindah ke sebelah timur sedangkan pada musim angin timur pantai berpasir dapat berpindah ke sebelah barat. Perpindahan butiran lembut pasir yang cepat ini disebabkan oleh tekstur pasir yang sangat lembut, sehingga mudah sekali berpindah.
Pemilik Pulau Molana
Secara historis, kepemilikan menurut adat Pulau Molana dipegang tiga marga. Ketiga marga ini berasal dari Haria, yang terdiri dari Marga Kaya, Marga Souisa, dan Marga Kainama.
Tujuan dari adanya kepemilikan ini tentu untuk menjaga pulau agar tetap terpelihara. Sehingga anak cucu keturunannya nanti dapat menikmati salah satu surga tersembunyi di Indonesia bagian timur ini (*)
Editor : dhino pattisahusiwa