BERITABETA, Ambon – Hujan lebat disertai petir diperkirakan terjadi di laut Maluku bagian Utara. Untuk itu Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pattimura Ambon mengimbau para nelayan tradisional agar waspada, karena kondisi ini juga akan memicu tinggi gelombang laut beberapa hari kedepan diperkirakan mencapai 2,5 meter.

“Kondisi cuaca ini dipengaruhi adanya awan gelap (Cumulonimbus) di lokasi tersebut, dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang,” kata Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar, Selasa (20/11/2018)

Karena itu, kata Wilar,  para nelayan diminta tidak memaksakan diri melaut bila hanya dengan mengandalkan armada tradisional.

Armada tradisional berupa perahu berlambung besar dinilai tidak kuat menahan gempuran ombak setinggi 2,5 meter dan dapat berakibat fatal bagi para nelayan.

“Imbauan ini telah diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, maupun sembilan kabupaten dan dua kota,” kata Ot.

Dia juga mengharapkan para Bupati dan Wali Kota agar mengimbau perusahan penyedia maupun pengguna jasa transportasi laut untuk memperhatikan perubahan cuaca secara ekstrem sehingga tidak memaksakan diri berlayar.

Dalam kondisi cuaca ekstrem, maka Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas 1 Ambon berwenang tidak memberikan izin berlayar, bahkan sekiranya dipandang perlu aktivitas pelayaran untuk sementara ditutup sambil menunggu laporan perkembangan cuaca terbaru.

“Para pengguna jasa transportasi juga hendaknya memaklumi bila terjadi penundaan dan keterlambatan jadwal keberangkatan pesawat atau kapal laut akibat faktor cuaca karena pertimbangan perlunya memprioritaskan keselamatan,” tandas Ot.

Disinggung angin, dia menjelaskan, kondisi sinoptik umumnya bertiup dari arah timur laut – selatan dengan kecepatan terbesar 15 knots (30 Km/jam).

Sedangkan, cuaca di Maluku bervariasi cerawan berawan hingga hujan lokal dengan suhu bervariasi 24 – 33 derajat celcius dan kelembaban 55 – 100 persen (BB-DIO)