Masyarakat SBT Dihimbau Waspada Cuaca Ekstrem
BERITABETA.COM, Bula — Masyarakat di Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Provinsi Maluku dihimbau untuk tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang terjadi beberapa pekan terakhir ini.
Hal itu diungkapkan Forecaster on Duty atau peramal yang bertugas pada Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasius Meteorologi Kelas III Geser Kholis Nur Cahyo kepada media ini di Bula, Jumat (21/5/2021).
"Bulan Mei 2021 ini menjadi momen untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ektrem di Provinsi Maluku khususnya di Kabupaten Seram Bagian Timur" ungkap Kholis
Menurut Kholis, cuaca ektrem yang terjadi akhir-akhir ini masih berpotensi terjadi sepekan ke depan. Pasalnya, sesuai hasil analisis menunjukkan bahwa posisi Madden Julian Oscillation (MJO) terpantau aktif pada kuadran 3 dan diprakirakan aktif pada kuadran 4 dalam sepekan kedepan.
Kondisi itu, kata dia, berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Kemudian, angin timur masih mendominasi di wilayah Maluku.
Bahkan kondisi suhu permukaan laut cenderung menghangat khususnya di Laut Banda dan Laut Seram mendukung tersedianya suplai uap air untuk pertumbuhan awan-awan hujan.
"Pengamatan cuaca di BMKG Geser – Seram Bagian Timur menunjukkan pertumbuhan awan hujan (Cumulonimbus) yang dapat menyebabkan hujan dengan intensitas lebat disertai kilat/petir dan angin kencang sesaat" akuinya.
Pihaknya juga mengungkapkan, Kabupaten SBT mengalami puncak musim hujan pada bulan Mei sesuai data normal BMKG.
Terhitung mulai tanggal 1 (satu) Mei 2021, curah hujan terukur dalam sepuluh hari di BMKG Geser – Seram Bagian Timur mencapai 203 mm.
"Menurut BMKG, suatu wilayah dapat dinyatakan sudah memasuki musim hujan apabila curah hujan dalam sepuluh hari sebesar 50 mm diikuti oleh curah hujan 20 hari berikutnya" cetusnya
Dia berharap, masyarakat selalu waspada potensi cuaca estrem berupa hujan lebat, sangat lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang selama musim hujan.
"Hal ini bisa terjadi penurunan jarak pandang secara tiba-tiba serta dampak bencana hidrometeorologi yang dapat terjadi seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, dan pohon tumbang" pungkasya (*)
Pewarta : Azis Zubaidi
Editor : Redaksi