Oleh: Saadiah Uluputty, ST  (Anggota DPR RI Komisi IV)

Tanggal 6 April setiap tahun kita peringati sebagai Hari Nelayan Nasional (HNN). Momen ini bukan sekadar peringatan tahunan, melainkan sebuah panggilan kebangsaan untuk kembali menegaskan peran sentral nelayan dalam mewujudkan kedaulatan bangsa, terutama di sektor pangan dan maritim.

Peringatan ini menjadi pengingat bagi seluruh bangsa akan jasa besar para nelayan yang setiap hari bertaruh nyawa di tengah gelombang demi memastikan pangan laut tersedia di meja makan rakyat.

Tema HNN tahun ini, “Nelayan Tangguh, Laut Lestari, Indonesia Maju”, bukan hanya semboyan inspiratif, tetapi sekaligus cermin arah besar pembangunan sektor kelautan dan perikanan kita ke depan.

Tema yang sejalan dengan semangat Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) menuju Indonesia Emas 2045, yang menempatkan laut sebagai penopang penting ketahanan pangan, ekonomi, dan kedaulatan bangsa.

Di tengah tantangan perubahan iklim, degradasi lingkungan, dan ketimpangan pembangunan, nelayan Indonesia tetap menunjukkan ketangguhannya. Mulai dari Sabang sampai Merauke, dari Talaud hingga Kepulauan Aru, nelayan terus bergerak.

Mereka bukan hanya pencari ikan, tetapi penjaga ruang hidup laut, pewaris budaya maritim, dan penggerak ekonomi desa-desa pesisir.

 

 

Pada dapil saya, Maluku, lautan adalah nadi kehidupan. Wilayah kami 92 persen terdiri dari laut. Jutaan ton potensi lestari perikanan tersimpan di sana, namun belum seluruhnya dimanfaatkan secara adil dan lestari.

Sayangnya, nelayan-nelayan kecil kami masih berjibaku dengan keterbatasan: alat tangkap sederhana, akses BBM terbatas, sarana pendingin minim, harga jual ikan yang tidak menentu, serta lemahnya posisi tawar terhadap pasar.

Kita tidak boleh terus membiarkan nelayan kita berjuang sendirian di tengah arus ketimpangan pembangunan. Negara harus hadir, bukan hanya sebagai pengatur, tetapi sebagai penggerak dan pelindung.

Ketangguhan nelayan harus dibentuk melalui ekosistem dukungan yang kokoh: penyediaan alat tangkap ramah lingkungan, akses permodalan dan asuransi, penyuluhan yang berbasis teknologi, serta pendampingan dalam rantai nilai perikanan.