Nelayan-nelayan kami harus menjadi tuan di wilayahnya sendiri. Mereka harus memiliki kontrol terhadap proses produksi, distribusi, hingga pemasaran. Koperasi nelayan dan usaha bersama harus diperkuat sebagai tulang punggung ekonomi pesisir.

Anak-anak muda harus diajak membangun sektor ini, dengan teknologi, inovasi, dan semangat kewirausahaan. Negara harus menjamin kepastian ruang tangkap tradisional, memberikan insentif bagi alat tangkap ramah lingkungan, dan menjamin harga hasil tangkapan yang adil melalui regulasi yang berpihak.

HNN 2025 harus menjadi saat yang kuat untuk memperkuat komitmen kolektif kita terhadap para penjaga laut ini. Ketangguhan mereka bukan untuk dipuji semata, tetapi untuk dibalas dengan kebijakan yang adil dan perlindungan yang nyata.

Laut yang lestari adalah tanggung jawab kita bersama, dan nelayan adalah ujung tombaknya. Di tangan mereka, masa depan ketahanan pangan dan kekuatan ekonomi laut Indonesia digantungkan.

Suara laut Maluku, dari suara nelayan kecil yang hidupnya terhubung erat dengan ombak dan angin, saya titipkan harapan besar untuk negeri ini. Mari kita jaga laut dengan cinta, kita dukung nelayan dengan kebijakan, dan kita majukan Indonesia dari pesisir hingga samudera.

Indonesia Emas 2045 akan lahir dari keberanian kita mengangkat laut sebagai pusat peradaban. Dan itu hanya bisa dimulai jika kita sungguh-sungguh berdiri bersama nelayan—tangguh, lestari, dan berdaulat (*)