BERITABETA.COM, Namlea –Bukannya berdiam diri dan berdoa atas kondisi yang menimpanya,  salah satu Pasien Dalam Pengawasa (PDP) yang dievakuasi dari Namlea, Kabupaten Buru,  ke RST dr Latumeten Ambon, malah berkicau di media sosial (fecebook) dengan melontarkan tuduhan miring.

PDP yang diketahui berinisial AMM ini, menebar tudingan dengan menyebut  ada polititasi media massa di balik penanganan Covid-19.

Tudingan itu disampaikan di akun facebook yang diduga kuat miliknya dengan kalimat yang berbunyi,”Waspada politisasi media massa dengan kepentingan politik di balik Covid-19”.

Postingan ini sudah terpampang sejak tiga hari lalu, pukul 12.56 WIT, di hari ia dievakusi dari Namlea ke Ambon.

Dari pelacakan media ini, kicauan lelaki yang datang ke Namlea ikut mengekor mahasiswa adat Buru ini, telah dibagi beberapa akun facebook. Salah satunya akun atas nama Murhum Baitullah dengan turut membubuhi kalimat,”Kader HMI MPO dibalik ruang isolasi.”

Sampai malam ini, kicauan di akun facebooknya ini sudah direpon 83 warga dumay.  Tujuh memenjet  emoji jantung, satu emoji air mata, 74 emoji like dan ada satu yang merespon dengan emoji ketawa.

Ada sembilan sahabat yang masuk memberi komentar dan hanya satu sahabat akun atas nama Taufik Hidayatzsche dengan mengirim kalimat pesan yang berbunyi, “Hati-hati, kuasa media di tangan penguasa. Rakyat adalah tumbal dan Covid adalah komoditi”.

Kemudian dibalas oleh yang bersangkutan, dengan menuding media tidak lagi independen. Dan rekannya itu bertanya berita media mau dicaunter?.

“Ya tum dicaunter aja tum. Saya masih tunggu hasil PCR saja tum. Itu yang valid,”tulisnya.

Lalu rekannya itu memintanya mengirim bahannya dan mereka yang olah di sana. Disanggupi PDP ini.”Ok tum,”tulisnya.

Serangan terhadap media bukan hanya datang dari PDP ini, tapi beberapa rekannya yang mengajaknya ke Buru juga ramai-ramai menyerang media dengan menuduh media menyampaikan berita hoax.

Salah satu media cetak lokal  juga tidak luput dari kritikan satu rekan dekatnya, Fandy Nacikit. Sambil memampang tampilan koran Siwalima yang hanya terlihat judul,

“Rapid Test Di Buru Mahasiswa NTT Positif”,  Fandy yang punya akun facebook Alfatih Putra Nacikit ini berkoar-koar dengan menuliskan kalimat, “Sangat kontradiksi dengan berita yang lagi viral saat ini jangan buat masyarakat panik hasil dari mana membuktikan dia positif.”

Fandy Nacikit (Alfatih Putra Nacikit) menyerang media dengan menuding menyampaikan berita hoaks terkait dengan rekannya itu. Dan menyalahkan tim Satgas Covid-19 karena membuka hasil Rapid Test kepada para wartawan melalui jumpa pers.

Lebih para lagi, Ketua Umum HMI Komisariat Al Aqidah Cabang Jakarta, Herun Tasane  yang sedang berada di Namlea melalui salah satu online berita, ikut menuding ada permainan media lokal yang sangat masif terhadap mahasiswa asal NTT tersebut. Bahkan Herin Tasane menggertak akan melapor ke polisi (BB-DUL)