BERITABETA.COM, Namlea – Kepala Dinas (Kadis) Kesehatan Provinsi Maluku, dr. Meykal Pontoh menolak  satu Pasien Dalam Pengamatan (PDP) dari Kabupaten Buru untuk jalani perawatan lanjutan di rumah sakit rujukan di kota Ambon. PDP berinisial AS ini, diketahui rapid test-nya  bereaksi positif.

Dihubungi beritabeta.com lewat telepon selulernya,  Kadis Kesehatan Provinsi Maluku, dr. Meykal Pontoh, balik bertanya untuk apa dievakuasi ke Ambon.

“Untuk apa dievakuasi ke Ambon?,”ucapnya singkat menjawab beritabeta.com, soal PDP dari Kabupaten Buru yang mau dirujuk ke Ambon, Sabtu siang (9/5/2020).

Meykal Pontoh beralasan, rumah sakit rujukan RSU Haulussy Ambon justru lagi mau disterilkan. Sementara di RSU Lala, Namlea ada ruangan yang bagus.

“Ruangan isolasi mereka bagus, bertekanan negatif lagi,”kata Meykal Pontoh.

Menurut Meykal Pontoh, mau dibawa ke Ambon pelayanan juga sama. Di RSU Lala di Namlea juga punya dokter spesialis termasuk spesialis paru.

Saat disinggung alasan dirujuk karena salah satunya di RSU Lala Namlea tidak punya ventilator, dr. Meykal Pontoh dengan yakin menegaskan, alat tersebut ada.

“Tanya ke Direktur RSU, ventilatornya ada.Di rumah sakit regional bagaimana seng ada ventilator,”tegas Meykal Pontoh dan saat media ini konfrontir dengan pihak RSU Lala, ternyata alatnya sudah ada.

Sementara itu, sumber terpercaya di Namlea, Sabtu (9/5) mengungkapkan, kalau pihak Satgas Covid-19 Kabupaten Buru telah berkoordinasi dengan Kadis Kesehatan Maluku. Namun seperti menggantang asap, koordinasi baik itu ditolaknya. “Ontua seng mau pasien PDP pak AS dirujuk,”beber sumber ini.

Kadis KesehatanMaluku beralasan penularan Covid-19 di Ambon sangat tinggi. Ada beberapa petugas kesehatan juga dikarantina.

“Nanti dong (mereka) seng mampu tangani semua pasien,”beber sumber ini mengungkap alasan Meykal Pontoh.

Selanjutnya Jubir Satgas Covid 19 Kabupaten Buru, Nani Rahim dalam siaran pers-nya yang disampaikan kepada wartawan lewat group WhatsApp Media Covid 19 Buru menjelaskan, ada satu orang PDP yang dirawat di RSU Lala Namlea berinitial AS (70 tahun).

“Kami sedang berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 Maluku untuk merujuk  ke Ambon,”terang Nani Rahim.

Pedagang Sate di depan toko tingkat Kompleks Pasar Inpres Namlea ini dilarikan ke RSU sejak tanggal 6 Mei lalu dengan keluhan demam, batuk dan sesak nafas.

“Selama tiga hari perawatan,  pasien tidak menunjukan gelaja membaik sehingga tadi malam dilakukan rapid test dan hasilnya reaktif (positif). Tidak ada riwayat perjalanan dari luar Namlea.  Saat ini PDP tersebut  dipindahkan ke ruang isolasi RSU Namlea,” beber Nani Rahim.

Walau tidak bepegian keluar Namlea, ada kecurigaan kalau AS yang sehari-hari dagangan sate di depan toko tingkat, pasar Inpres Namlea ini diduga ada kontak fisik dengan OTG carrier yang datang dari zona merah.

“Kontak fisik pasti ada. Tapi seng jelas dengan siapa ontua kontak dan siapa saja carrier  di Buru, apalagi saat ini banyak OTG,”imbuh Nani Rahim.

Pasca rapid test bereaksi positif, Satgas Covid-19 Buru bereaksi cepat dengan melakukan daftar tracing di lapangan. Satgas tidak mau lengah dengan menunggu pengambilan swab tenggorokan dan umumkan hasil uji PCR, karena butuh waktu terlalu lama.

“Tim tracing sedang berada di lapangan untuk list data kontak. Insya Allah hari Senin kita rapid test semua yang masuk data kontak,”beber Nani Rahim.

Ketika ditanya apakah tenaga kesehatan yang merawatnya, termasuk anaknya yang bertugas juga di RSU Lala Namlea akan masuk dalam daftar tracking? , Nani Rahim lebih jauh menjelaskan, kalau sejak awal RSU sudah menerapkan ‘universal precausion’(tindakan petugas kesehatan)

“Mereka tetap waspada terhadap pasien yang masuk, entah dengan gelaja atau tidak. Mereka sudah menggunakan APD walaupun bukan APD level 3,” Sambung Nani Rahim.

Terlepas dari kasus PDP ini, Satgas Covid-19 juga akan melakukan rapid test masal  secara acak.

“Untuk semua petugas kesehatan akan dirapid, termasuk di RSU. Untuk pengunjung yang datang besuk seng banyak karena dibatasi jumlah pengunjung,”tutup Nani Rahim.(BB-DUL)