BERITABETA.COM – Lebih dari 40% populasi dunia atau sekira 3 miliar orang menggunakan sosial media. Mereka menghabiskan rata-rata 2 jam sehari untuk bermedsos ria. Di antara banyak kegiatan, beberapa orang justru menggunakan sosial media untuk sarana melampiaskan stres atau kejenuhan. Penelitian membuktikan, ada kaitan antara kesehatan mental seseorang dengan aktivitas tersebut.

Melansir Live Science, penelitian yang dilakukan oleh Holly Shakya dari University of California dan Nicholas Christakis dari University Yale menemukan orang yang kerap memberikan ‘like’ pada unggahan orang lain cenderung punya masalah mental.

Kedua peneliti tersebut menganalisis data sekitar 5.200 orang dengan usia 48 selama tiga periode. Dalam penelitiannya, ilmuwan menilai kesehatan mental, fisik, dan kepuasan hidup partisipan.

Pun, peneliti diberi akses untuk mengamati penggunaan Facebook para responden. Hasil yang dipublikasikan di the American Journal of Epidemiology, peneliti menemukan mereka yang kerap memberikan ‘like’ pada unggahan di Facebook memiliki kecenderungan masalah mental.

Selain itu, penelitian menunjukkan mereka yang kerap mengunggah status di Facebook juga memiliki masalah yang sama, bila dibandingkan dengan yang jarang mengunggah.

Keterkaitan ini ditemukan peneliti berkaitan dengan waktu. Penelitian menunjukkan orang dengan kondisi kesehatan buruk cenderung bermain Facebook dan berpeluang membuat kondisi semakin memburuk.

Bahkan, hasil penelitian menunjukkan orang dengan kondisi Indeks Massa Tubuh (IMT) yang tinggi lebih cenderung menggunakan Facebook lebih sering, meski tidak ada kaitan  penggunaan Facebook berpengaruh pada IMT.

Penelitian ini dianggap sebagai salah satu pendukung hipotesis terkait hubungan antara media sosial dan kesehatan mental.

“Aktivitas media sosial dan komunikasi melalui jejaring sosial sebenarnya bermanfaat, namun terlalu banyak memungkinkan seseorang berada dalam masalah,” kata Thomas Valente, kata profesor kedokteran preventif di Keck School of Medicine, University of Southern California, menanggapi penelitian ini.

Valente, yang tidak terlibat dalam penelitian ini, mengatakan ketertarikan seseorang terhadap media sosial dapat dipengaruhi banyak faktor, termasuk urusan personal. Namun ia mengatakan ada banyak yang mesti dipelajari lebih lanjut untuk memahami dampak dari laman jejaring sosial baik secara khusus maupun umum (BB-IS)