Politeknik Negeri Ambon Bina Kelompok Usaha Ambal di Negeri Oma

“Kita juga akan melakukan memonitoring sampai dimana pengaruh PIRT terhadap penjualan produk ambal di pasar tradisonal maupun pasar modern,” tandasnya.
Menurutnya, kegiatan penyuluhan yang dilakukan Tim Politeknik Negeri Ambon ini cukup mendapatkan sambutan yang hangat dari masyarakat setempat.
“Antusiasme sangat baik dari peserta terbukti dengan kehadiran peserta yang bukan saja berasal dari mitra, namum masyarakat setempat yang ingin mendapatkan pengetahuan tentang tata cara mendapatkan izin P-IRT,” bebernya.
Hal ini, kata dia juga terbukti dari kehadiran peserta yang melebihi target tim pengabdian yakni dari target awal 12 peserta.
Tahapan kegiatan ini diawali dengan pra test dan berlanjut dengan kegiatan penyuluhan.
Selanjutnya post test pun dilakukan oleh penyuluh yang akan dinilai.
“Jika hasil tesnya baik maka akan diberikan Sertifikat Keamanan Pangan yang nantinya dapat digunakan untuk pengajuan perijinan industri rumah tangga,” jelasnya.
Kegiatan selanjutnya berupa pelatihan dan penjelasan penetuan harga jual dan BEP [break event point] untuk pelaku usaha rumahan.
Sesi ini diisi oleh narasumber Mis Fertyno Situmeang, SE., M.Si., Akt dan Ibu Rasni Hanipa Usemahu, SE., MSi yang sekaligus sebagai tim pengabdian masyarakat Politeknik Negeri Ambon Jurusan Akuntansi.
Sesi ini dilakukan karena kurangnya pemahaman dalam menentukan harga jual, menyebabkan pelaku usaha rumahan menentukan harga jual hanya berdasarkan harga di pasaran tanpa memperhitungkan biaya – biaya lain.
“Selain itu dalam proses produksi ambal pun masih mengalami keterbatasan alat yang dimiliki seperti untuk alat press singkong yang hanya dimiliki oleh beberapa pengusaha ambal saja,” tutupnya (*)
Pewarta : Edha Sanaky