
Sagu Maluku Terancam Punah, Saadiah Ungkap Beberapa Faktor Penentu
Komiditas sagu di Maluku terancam punah, setelah sekian lama potensi tanaman penghasil pangan lokal bagi masyarakat Maluku ini tidak lagi menjadi prioritas oleh pemerintah daerah.
Komiditas sagu di Maluku terancam punah, setelah sekian lama potensi tanaman penghasil pangan lokal bagi masyarakat Maluku ini tidak lagi menjadi prioritas oleh pemerintah daerah.
Apa yang terjadi di Laut China Selatan, ketika negara-negara tidak mempedulikan wilayah laut ZEE sesungguhnya itu merupakan indikasi kalau ada wilayah tangkapan nelayan kecil pun tidak segan-segan diambil alih. Artinya, negara lain tidak akan sungkan untuk merebut sumber pangan lokal nelayan.
Direktur Archipelago Solidarity Foundation, Dipl.-Oek. Engelina Pattiasina menegaskan, kondisi pandemi Covid-19 yang melanda dunia telah membawa dampak serius di berbagai bidang kehidupan.
Terlepas dari polemik sampai kapan situasi pandemi ini akan berakhir kenyataanya Covid-19 telah berhasil memporakporandakan tatanan kehidupan manusia pada berbagai sektor dan salah satu sektor vital yang juga terdampak karenanya adalah sektor pangan.
Selain sagu, ternyata Maluku juga memiliki Hotong sebagai pangan lokal dengan kandungan nutrisi yang tinggi melebihi beras dan sangat baik bila dikonsumsi.
Komoditas sagu (Metroxylon) kembali menjadi topik hangat di ruang publik, khususnya untuk Provinsi Maluku. Peneliti sagu dari Fakultas Pertanian Universitas Pattimura Ambon, Wardis Girsang, mengatakan masyarakat lokal Maluku mulai meninggalkan sagu dan beralih ke beras.
Konferensi Food and Agriculture Oganization (FAO) ke 20, bulan November 1976 di Roma yang memutuskan untuk dicetuskannya resolusi No. 179 mengenai World Food Day (Hari Pangan Sedunia). Disitulah sejarah peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) bermula.