Keberadaannya sebagai biota laut nyaris tidak pernah diketahui manfaatnya oleh manusia. Ternyata lewat proses panjang yang kini tengah dilakukan oleh peneliti dari LIPI Ambon Pipit Pitriana, potensi teritip atau hewan bercangkang (tiram) yang kerap menempel di bebatuan itu mulai terkuak.
Menanggapi rilis BMKG ini, Peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Nugroho Dwi Hananto kepada beritabeta.com, Kamis dini hari (7/5/2020) mengatakan, gempa kuat ini terjadi dalam pada kedalaman 133 km dibawah permukaan bumi.
Polychaeta yang berada di perairan Maluku, pertama kali diteliti oleh Rumphius, seorang peneliti Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) keturunan Jerman, dalam Ekspedisi Rhumpius III pada 1977.
Upaya mengatasi dan menyembuhkan infeksi virus corona atau Covid-19 yang menyerang manusia, mulai menunjukan titik terang. China mengumumkan senyawa yang biasa digunakan untuk mengobati malaria bisa membantu mengatasi infeksi corona.