Tenun Khas Maluku Akan Diperagakan di Kota Perth, Australia
BERITABETA.COM, Ambon– Istri Gubernur Maluku, Ny. Widya Murad Ismail memastikan dalam waktu dekat akan memperkenalkan kain tenun dari Kepulauan Tanimbar dan Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) yang menjadi khas Maluku, dalam ajang Fashion Show tingkat Internasional di Kota Perth, Australia.
“Insha Allah di awal Oktober ini, saya akan membawa tenun Kepulauan Tanimbar dan MBD untuk ikut Fashion Show tingkat Internasional di Perth, Australia,” ungkap Widya saat membuka dengan resmi Lomba Fashion Modifikasi Tenun Maluku, Rabu (14/8) di gedung Baileo Siwalima, Karang Panjang.
Menurut Widya, hal ini menjadi satu kebanggaan jika dirinya bisa mengangkat nama Maluku melalui karya ekonomi kreatif masyarakat.
“Ini kebanggaan saya. Saya sangat sedih kalau kita bicara Maluku kok cenderung agak jalan di tempat. Tapi ini adalah tugas saya. Saya sangat yakin dengan niat tulus dan di dukung oleh Dinas Pariwisata dan OPD-OPD terkait di Maluku, ketertinggalan pasti akan bisa dikejar, sehingga kita dapat sejajar dengan provinsi lain di Indoensia. Untuk itu, saya mohon dukungan dan support kepada saya,” ucap Widya.
Tenun NTT, diakui Widya, lebih maju dari Maluku, tetapi sebenarnya, tenun Maluku tidak kalah dengan tenun dari NTT. Untuk itu, dalam waktu dekat, sebut Widya, pihaknya akan membentuk sebuah wadah khusus untuk penenun Maluku.
Widya juga mengaku akan membentuk wadah khusus. Kenapa? Karena beberapa kali kunjungan ke Kepulauan Tanimbar, dirinya melihat penenun di sana itu luar biasa. “Selama disana yang saya temui, banyak sekali keluhan, kekurangan yang selama ini mereka rasakan. Mungkin ini yang dapat kita bantu. Untuk itu, ini fungsi saya sebagai ibu gubernur, dengan dukungan semua pihak Insha Allah, tenun Maluku paling tidak sejajar dengan tenun-tenun yang sudah ada di Indonesia,”terangnya.
Di lain sisi Widya mengatakan, tenun memiliki makna filosofis tersendiri bagi masyarakat Maluku, khususnya masyarakat Kepulauan Tanimbar. Tenun yang diproduksi secara tradisional dan diwariskan secara turun temurun ini dulunya tidak diperdagangkan, namun dijadikan sebagai mas kawin yang diberikan keluarga mempelai laki-laki kepada keluarga mempelai perempuan.
Namun seiring dengan berjalannya waktu, kata Widya, tenun Tanimbar mulai digemari oleh perempuan di Maluku dengan desain yang beraneka ragam sesuai perkembangan mode di Indonesia. Widya menyebutkan, tenun sebagai warisan budaya dan jati diri masyarakat Maluku perlu dilestarikan.
“Lomba Fashion Modifikasi tenun inilah yang menjadi latar belakang lomba digelar,” paparnya.
Ditambahkan, salah satu permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan usaha ekonomi kreatif, khususnya kerajinan tenun di Maluku saat ini adalah minimnya pengetahuan para pelaku usaha ekonomi kreatif tentang fashion dan desain. Padahal, kata Widya, tenun Maluku memiliki potensi besar untuk dipasarkan secara Internasional.
“Untuk itu, sebelum perlombaan ini digelar, telah dilaksanakan workshop desain bagi para desainer. Saya berharap dengan eksotisme tenun Maluku dalam balutan busana modern yang didesain dan diperagakan oleh para model dalam perlombaan ini dapat menginspirasi dan menghibur kita semua sekaligus meningkatkan kecintaan kita semua terhadap tenun warisan budaya Maluku,” tandas Widya. (BB-DIO)