Waspada ! Tinggi Gelombang Capai 6 Meter di Laut Arafura
BERITABETA.COM, Ambon – Masyarakat Maluku diminta untuk mewaspadai perubahan cuaca yang terjadi beberapa hari kedepan. Tinggi gelombang diperkirakan mencapai 6 meter di Laut Arafura.
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) BMKG Stasiun Pattimura Ambon, Minggu (30/12/2018) mengatakan, gelombang tinggi tersebut berbahaya, baik bagi armada pelayaran maupun aktivitas penangkapan ikan secara tradisional. Apalagi, Laut Arafura secara geografis berbatasan dengan Australia.
Kepala BMKG Stasiun Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar, mengatakan, kondisi cuaca di Maluku saat ini, karena terdapat daerah tekanan rendah di Laut Timor, menyebabkan terjadinya belokan angin di wilayah Maluku bagian selatan.
Kondisi ini dapat meningkatkan potensi tumbuhnya awan-awan hujan (cumulonimbus) di sekitar wilayah Laut Banda, perairan Babar, perairan Kepulauan Aru, perairan Kepulauan Kai, perairan Kepulauan Tanimbar dan Sermata-Leti serta Laut Arafura.
Keadaan ini juga dapat disertai dengan angin kencang sesaat yang dapat meningkatkan tinggi gelombang di wilayah tersebut, di mana angin umumnya bertiup dari arah barat daya – barat laut dengan kecepatan terbesar 30 knots (60 km/jam).
Sedangkan, suhu di Maluku bervariasi 22 – 33 derajat Celcius dan kelembapan 60 – 95 persen. Karena itu, para nelayan diperingatkan tidak memaksakan diri melaut bila hanya dengan mengandalkan armada tradisional.
Dia menilai armada tradisional berupa perahu berlambung besar tidak kuat menahan gempuran ombak tinggi tersebut karena dapat berakibat fatal bagi para nelayan.
“Peringatan dini tersebut telah diteruskan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku, maupun sembilan kabupaten dan dua kota,” katanya.
Peringatan Gelombang Tinggi
Hal serupa juga disampaikan BMKG pusat dengan mengeluarkan imbauan tentang gelombang tinggi di berbagai wilayah yang berpotensi terjadi sejak Minggu (30/12/2018) hingga Rabu (2/1/2019) tahun depan. Warga pesisir diminta untuk waspada,
“Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada,” kata Kepala Sub Bidang Analisa dan Prediksi Meteorologi Maritim BMKG Zairo Hendrawan, dalam keterangan persnya pada wartawan, hari ini.
Zairo menjelaskan peningkatan tinggi gelombang ini dipicu pola tekanan rendah 1003 hPa dan 1007 hPa di Samudaera Hindia selatan Bali, Laut Sulu, dan Laut Cina Selatan. Pola angin di utara Indonesia umumnya bergerak dari barat laut menuju timur laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5 – 30 knot.
Sementara di selatan wilayah Indonesia umumnya angin bergerak dari barat daya menuju barat laut dengan kecepatan angin berkisar antara 5 – 25 knot. “Kecepatan angin tertinggi terpantau terjadi di Laut Cina Selatan, Perairan Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas, Selat Sunda, Perairan utara dan selatan Pulau Jawa, Laut Jawa, Laut Arafuru, dan Perairan Yos Sudarso,” ujarnya.
BMKG mengingatkan terdapat risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran bagi perahu nelayan, kapal tongkang, kapal ferry hingga kapal besar seperti kapal kargo atau kapal pesiar. BMKG meminta masyarakat di kawasan pesisir meningkatkan kewaspadaan. “Kami minta warga pesisir tetap waspada terhadap gelombang tinggi ini,” ucapnya.
Berikut daftar wilayah berpeluang gelombang tinggi:
Gelombang 1,25 – 2,5 meter:
- Perairan Barat P. Simeulue – Kepulauan Mentawai
- Perairan Enggano – Bengkulu
- Samudera Hindia Barat Sumatera
- Perairan Selatan Bali – Sumbawa
- Selat Bali – Selat Lombok – Selat Alas bagian selatan
- Perairan Selatan Pulau Sumba
- Perairan Selatan Pulau Sawu – Pulau Rote – Kupang
- Laut Sawu – Selat Ombai
- Samudera Hindia Selatan Nusa Tenggara
- Selat Karimata
- Perairan Timur Kepulauan Bintan – Kepluauan Lingga
- Perairan Utara Pangkal Pinang
- Selat Gelasa
- Perairan Kepulauan Seribu
- Perairan Selat Kalimantan
- Perairan Kotabaru
- Perairan Kepulauan Kangean
- Laut Bali
- Selat Makassar Bagian Selatan
- Perairan Barat Sulawesi Selatan
- Laut Sumbawa
- Perairan Kepulauan Sabalana – Kepulauan Selayar
- Teluk Bone Bagian Selatan
- Perairan Kepulauan Baubau – Kepulauan Wakatobi
- Laut Flores
- Perairan Utara Flores
- Perairan Selatan Ambon
- Laut Banda
- Perairan Kepulauan Sermata – Kepulauan Tanimbar
- Perairan Kepulauan Kai – Kepulauan Aru
- Laut Arafuru bagian barat dan tengah
- Perairan Amamapare – Agats
- Laut Sulawesi Bagian Timur
- Perairan Kepulauan Sangihe
- Perairan Bitung – Manado
- Laut Maluku
- Perairan Utara Kepulauan Sula
- Perairan Barat dan Timur Kepulauan Halmahera
- Laut Halmahera
- Perairan Utara Papua Barat – Papua
Gelombang 2,5 – 4,0 meter:
- Perairan Barat Lampung
- Selat Sunda Bagian Selatna
- Perairan Selatan Banten Hingga Jawa Timur
- Perairan Selatan Banten – Jawa Timur
- Samudera Hindia Selatan Bali
- Perairan Utara Singkawang
- Perairan Utara Jawa Barat – Jawa Timur
- Laut Jawa
- Perairan Kepulauan Talaud
- Perairan Utara Halmahera
- Perairan Barat Yos Sudarso
- Laut Arafuru Bagian Timur
- Samudera Pasifik Utara Halmahera – Papua
Gelombang 4,0 – 5,0 meter:
- Laut Natuna
- Perairan Kepulauan Anambas
- Samudera Hindia Selatan Jawa
Gelombang lebih dari 6,0 meter:
- Laut Cinta Selatan
- Laut Natuna Utara
- Perairan Kepulauan Natuna (BB-DIO)