BERITABETA.COM – Potret keberhasilan petani binaan Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Kecil (PKPK) atau Smallholder Livelihood Development Project in Eastern Indonesia  (SOLID) di Maluku dapat terlihat pada sosok yang satu ini.

Annisa Puttileihalat (37), awalnya hanya berprofesi sebagai pembantu. Setiap hari menerima order mencuci pakaian.  Namun berkat bantuan program SOLID di Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), ibu rumah tangga ini kemudian alih profesi menjadi petani kopra dan kini berpenghasilan belasan juta rupiah per bulan.

Berawal dari tuntutan hidup yang melilit rumah tangganya, membuat warga Desa Kaibobo, Kecamatan Seram Barat, ini berani mengambil sikap saat bergabung sebagai pengurus Kelompok Mandiri (KM) Masandumai.

Ditemui di kediamannya, perempuan yang biasa disapa Usi Pepy ini banyak mengisahkan hidupnya yang begitu berat.  Suaminya yang berprofesi sebagai  pemanjat pohon kelapa, memiliki pendapatan yang minim dan sangat tidak memungkinkan untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari.

“Suami saya hanya kerjanya memanjat kelapa (panen). Dia diupah berdasarkan jumlah pohon yang dipanjat, per  pohon kelapa yang dipanjat, suami saya dibayar Rp. 5000. Upah ini tentunya tidak cukup untuk kebutan kami,”kata Pepy mengenang.

Anisa saat menjalankan atifitasnya sebagai petani kopra (foto SOLID SBB)

Menurut Anisa, sebelum bergabung dengan SOLID, awalnya dia hanya berprofesi sebagai pencuci pakaian kotor. “Saya diupah per hari Rp. 10.000. Namun setelah dua bulan menikah, kehidupan rumah tangga saya tidak mengalami perubahan, banyak yang tidak bisa kami penuhi,” ungkapnya lirih.

Keterbatasan pasangan suami istri ini, akhirnya mulai terjawab setelah Anisa dipanggil oleh Sekretaris Desa Kaibobo dan didaftarkan sebagai petani binaan Program SOLID dan ditunjuk sebagai Sekretaris KM Masandumai.

Semenjak itu, Anisa mengaku  merasa nyaman dan cukup lumayan untuk bertahan hidup dengan keluarganya, Ia salah satu petani kopra sukses dari sekian anggota KM Masandumai. “Beta senang, karena setelah bergabung di dalam kelompok SOLID dan memiliki usaha sendiri, beta sangat terbantu karena beta diberi kesempatan yang sama seperti anggota yang lain dan bisa merubah gaya hidup dalam keterbatasan keluarga,” beber Anisa penuh senyum.

Menurutnya, dalam usaha kopra kerugian jarang terjadi, meskipun  harga kopra di pasaran  turun.  Dan dalam sebulan  Anisa bisa menjual kopra sebanyak dua kali. Rata-rata jumlah kopra yang dihasilnya sebanyak 1,5 ton. Jumlah ini diperoleh dari mengolah buah kepala sebanyak 6000 buah. “Kini saya bangga menjadi bagian dari program SOLID dan kebutuhan rumah tangga kami bisa teratasi dengan baik,” ungkap Anisa. (BB/dhino pattisahusiwa)