BERITABETA, Ternate – Hingga mala mini, ratusan orang mahasiswa di Ternate, Maluku Utara (Malut), menduduki kediaman Gubernur Malut, Abdul Gani Kasuba. Unjuk rasa yang dilakukan oleh elemen gerakan se-kota Ternate, dari seluruh kampus di Malut itu berjalan lancar, meski diwarnai aksi pembakaran ban bekas yang dilakukan oleh mahasiswa.

Unjuk rasa  dimulai sejak pukul 09:00 WIT, di Landmark Ternate, selanjutnya massa aksi menuju kediaman Gubernur Malut pada pukul 11:30 WIT. Tidak berhasil bertemu dengan Gubernur Malut, Abdul Gani Kasuba, Sekretaris Provinsi Muabdin A Rajab kemudian mewakili untuk melakukan hearing dengan massa aksi.

Mahasiswa  mempertanyakan komitmen Pemerintah Provinsi (Pemprov) Malut dalam membantu meningkatkan kesejahtraan petani dengan menaikkan harga komoditi kopra.

Massa tidak puas dengan janji Sekprov Malut, Muabdin A Radjab yang menjamin harga kopra akan naik hari ini ternyata tidak terbukti, sehingga mereka duduki kediaman Gubernur Malut di kawasan Kalumpang Ternate hingga Senin (26/11/2018) malam.

Koordinator Massa, Abdul Rasyid dalam orasinya menyatakan, mereka duduki kembali Kediaman Gubernur Malut karena janji untuk menaikkan harga kopra tidak terealisasi.

Menurutnya Pemprov Malut seharusnya memiliki kepekaan dalam merealisasikan janjinya untuk membantu menaikkan harga kopra, tetapi hingga kini belum direalisasikan.

Selain itu, massa meminta agar ada upaya Pemprov Malut untuk mensejahterakan petani dengan mendatangkan investor kelapa dan menyiapkan regulasi agar harga komoditi kopra bisa naik hingga Rp10.000 sehingga petani bisa sejahtera.

Sementara Sekprov Malut, Muabdin A Radjab dan Kadis Pangan Malut, Saiful Turuy menemui ratusan massa yang dikawal ratusan personel Polres Ternate dan Polda Malut itu.

Di hadapan massa, Muabdin menyatakan Pemprov Malut telah menggelar rapat koordinasi bersama tim terpadu untuk menyiapkan berbagai program jangka pendek dan jangka menengah.

Untuk jangka pendek, akan memfasilitasi untuk membantu petani melalui angkutan tol laut maupun fasilitas truk agar bisa menjual harga kopra baik di Bitung maupun Surabaya.

Dia mengakui saat ini, harga kopra mengalami kenaikan hingga mencapai Rp4.100 per kg dengan harga kopra di berbagai kabupaten/kota mengalami kenaikan, menyusul tingginya permintaan di berbagai daerah pengumpul hasil bumi itu.

Di Kota Ternate misalnya saat ini harga diangka Rp3.400 per kg, namun saat ini harga kopra dibeli pengusaha pengumpul hasil bumi Rp4.100 per kg dan Tobelo Halmahera Utara dengan harga Rp3.800 per kg dan harga tersebut tak berbeda dengan harga di Kota Bitung Sulawesi Utara mencapai Rp5.300 per kg dan Kota Surabaya mencapai Rp5.700 per kg.

Meskipun telah menyampaikan hasil pertemuan tim terpadu itu, namun ratusan massa tetap bertahan di Kediaman Gubernur Malut tersebut hingga (26/11) malam ini. (BB-BPC)