BERITABETA.COM, Jakarta – Kebutuhan ketenagalistrikan di Kota Batam diproyeksikan akan meningkat dalam kurun waktu 10 tahun kedepan seiring dengan meningkatnya iklim investasi dan bisnis di Batam sehingga perlu dipastikan pasokan gas harus terpenuhi dengan baik.

Untuk memastikan hal tersebut Deputi I KSP, Febry Calvin Tetelepta (FCT) langsung memimpin rapat bersama stakeholder terkait di Kantor Staf Presiden pada (10/11).

“Kita harus mengantisipasi terjadinya blackout di kota Batam, semua potensi yang ada harus dipetakan, termasuk mendorong Pasokan Gas baru dari Blok Natuna melalui Pipa WNTS-Pemping dan pembangunan infrastruktur LNG di Kota Batam” tutur FCT.

FCT juga menyampaikan jika ada kendala regulasi, KSP siap untuk memfasilitasi permasalahan bersama Kementerian terkait.

Dalam kesempatan yang sama turut hadir Enoh Suharto Pranoto, Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam yang juga menyampaikan bahwa didepan mata banyak investasi (proyek-proyek strategis) yang akan membutuhkan pasokan listrik andal seperti Bandara, Pelabuhan, MRO BAT, Rempang Ecocity, dan Galang Maritim Ecocity.

Direktur Utama PLN Batam, Muhammad Irwansyah Putra memastikan kondisi kelistrikan Batam saat ini sudah sangat handal yang tercermin dari reserve margin yang terus membaik hingga mencapai 29-34% pada awal tahun 2024.

Namun, kata dia PLN Batam juga harus punya cadangan operasional untuk mengantisipasi kenaikan demand, untuk itu PLN Batam perlu dukungan alokasi dan penambahan pasokan gas dari Pemerintah. Pada prinsipnya PLN Batam siap untuk melayani apabila ada permintaan listrik untuk proyek – proyek strategis.