BERITABETA.COM, Ambon –  Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw – BI) Provinsi Maluku berhasil menukarkan uang sebanyak Rp. 1,8 miliar  di ekspedisi daerah terluar, terdepan, tertinggal (3T). Ekpedisi  ini berlangsung mulai dari tanggal 25 Oktober sampai 1 November  2019.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw-BI) Provinsi Maluku, Noviarsano Manullang kepada beritabeta.com, di Ambon, Rabu (6/11/2019) mengatakan, ekspedisi 3T merupakan aktivitas yang tertanggung jawab dan di tahun depan akan menjadi tugas pokok.

“Ini menjadi prioritas bagi daerah perbatasan di wilayah Maluku,  sehingga mendapat perhatian sebagai bagian dari kita punya tanggung jawab dan  keberadaan negera kita lewat alat pembayaran yang sah,” katanya

Sementara itu, Kepala Tim SP, PUR, Layanan dan Administrasi  BI Maluku, Teguh Triyono menambahkan, ekspedisi 3T yang dilaksanakan kemarin itu merupakan kali yang ketiga.

“Di ekspedisi ini turut terlibat ambil bagian yakni Bank Indonesia, Rumah Sakit Tentara, media masa dan Pemda (Biro Ekonomi Provinsi Maluku) dengan   menggunakan Kapal Angkatan Laut Milik Lantamal IX Ambon,” ungkapnya.

Ia mengakui, pada prinsipnya komposisi yang dilaksanakan adalah sama, tapi realisasinya disesuaikan. Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, untuk trip ekspedisi kali ini relatif lebih singkat.

“Kalau tahun lalu sekitar 10-11 titik pelayanan, sekarang 5 sampai 6 titik sudah kita lewati satu kali trip,” jelasnya.

Ia  juga mengatakan,  pelayanan kas kelililing  terakhir dilakukan di Pulau Kelang, Seram, Luhu, Laimu, Kelmuri, Kilfura dan Banda.

“Itu uang yang ditukarkan masyarakat yang jumlahnya Rp. 1, 8 miliar. Modal kita masih melibihi kebutuhan masyarakat, karena kita sudah survei dulu ke pemerintah daerah, setempat kira-kira yang dibutuhkan itu berapa, sehingga kita tidak pernah mengalami kekurangan modal,” ujarnya.

Dijelaskan, bila dihitung dari nilai presentasenya, ekspedisi ini  bernilai sebesar 84 persen dari total uang yang dibawa oleh Tim BI Provinsi Maluku.

“Dari sisi kesehatan untuk pelayanan gratis di 6 titik,  ada 541 orang yang berobat,  bahkan rekornya di Pulau Kelmuri itu sebanyak 128 orang. Tim Kesehatan BI  sampai datang ke beberapa rumah penduduk artinya kita jemput bola,” tambahnya.

Jenis penyakit yang diderita sesuai  informsi dari pihak kesehatan lanjut Triyono, didominasi oleh skabies atau gatal-gatal.

“Ini menjadi catatan untuk ekspedisi berikutnya agar obat kulit atau salap akan ditambahkan,” ungkapnya.

Pihaknya juga menemukan penyakit hipertensi  dan kolesterol yang menyerang orang tua.  “PSBI yang bantuannya sebanyak 16 paket tersalurkan. 8 paket untuk bantuan pendidikan, dan 8 paket untuk bantuan keagamaan dan umum,”tukasnya. (BB-DIAN)