Para ilmuwan kini menemukan cara singkat, selain penguraian polimer plastik terjadi melalui proses fisika seperti radiasi sinar matahari, panas, tekanan, dan kelembapan yang berlangsung sangat lama, ternyata ada mikroba yang bisa dingunakan untuk mengurai plastik itu.
Tak mau ketinggalan, Telegram dikabarkan bakal meluncurkan fitur Video Call bagi pengguna. Platform pesan instan milik Pavel Durov itu mengumumkan akan menambah layanan panggilan video call group yang aman pada tahun ini.
Nikotin dalam rokok diklaim memiliki efek baik dalam membantu pencegahan virus corona (COVID-19). Klaim ini disampikan peneliti asal Prancis yang telah melakukan pengujian soal nikotin.
Andy Tagg mengklaim 55 persen pasien Covid-19 memiliki virus Corona pada feses atau buang air besar, sehingga bisa menjadi perantara penularan Covid-19. Atas dasar ini Andy menyebut ada potensi penyebaran virus corona lewat kentut.
Memenuhi kebutuhan pengguna di tengah pandemi Covid-19 yang memaksa banyak orang untuk tinggal di rumah, WhatApp telah merencanakan untuk melakukan perubahan.
Dr. Shi Zhengli virologis utama itu dan timnya di Institut Virologi Wuhan telah memperingatkan kemungkinan wabah Coronavirus mirip SARS di China 11 bulan sebelum epidemi Coronavirus melanda kota itu.
Penelitian ini dilakukan untuk mengamati wabah virus corona yang mungkin menyerang peternakan di China. Para ilmuwan dalam penelitian itu menuliskan, “Studi ini menyoroti pentingnya mengidentifikasi keanekaragaman dan distribusi virus corona kelelawar untuk mengurangi wabah di masa depan.”
Dalam “AppsFlyer 2020 Growth Index Report: Indonesia, Thailand, Vietnam, Singapore” yang baru dirilis, SHAREit, aplikasi pencarian, konsumsi, dan berbagi konten global, berada di posisi nomor satu di antara jaringan iklan digital (ad network) dan kategori non-gaming di Indonesia.
Fakta mutasi virus corona ini, diungkap dalam sebuah riset yang dilakukan para peneliti dari Cambridge, Inggris, dan Jerman dengan merekonstruksi jalur evolusi awal Covid-19 pada manusia menggunakan teknik jaringan genetik.
Adalah peneliti dari Smithsonian’s Global Health Program (GHP) yang mengungkap temuan itu. Mereka menyebut enam virus itu ditemukan setelah mereka melakukan penelitian panjang terhadap populasi kelelawar di wilayah Asia tepatnya di Negara Myanmar.