BERITABETA.COM, Jakarta – China menjadi salah satu negara yang disebut telah berhasil mengembangkan vaksin untuk mengendalikan virus corona jenis Sars-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China, Gao Fu mengungkapkan China sedang mengerjakan rencana untuk memberikan vaksin Covid-19 pada beberapa kelompok pada akhir tahun ini walaupun uji coba belum selesai.

Kesiapan ini bakal dilakukan melalui Program Imunisasi Nasional yang kini sedang menyusun pedoman untuk menentukan siapa yang berhak menerima vaksin.

Dilansir South China Morning Post, Gao Fu mengatakan, dengan jumlah infeksi kini yang dilaporkan setiap hari di China dalam angka tunggal, pengembang vaksin dapat berjuang untuk menyelesaikan tahap akhir percobaan vaksin karena mereka tidak akan memiliki cukup kasus untuk dibandingkan.

“Program Imunisasi Nasional memperhatikan dengan saksama dan mempelajari kelompok populasi mana yang dapat divaksin, kapan harus divaksin, dan apa yang mungkin dapat membenarkan soal penggunaan vaksin darurat,” kata Gao di sela-sela Konferensi Konsultatif Politik Rakyat China di Beijing pada Sabtu (23/5/2020).

Sementara, Beijing Institute of Biotechnology dan CanSino Biological telah  mempublikasikan soal vaksin corona yang dikembangkan. Dalam uji klinis tahap awal vaksin ini telah berhasil memicu antibodi penawar pada puluhan pasien.

Hasil penelitian ini pun dipublikasikan di jurnal kesehatan The Lancet pada Jumat pekan lalu. Vaksin tersebut bernama Ad5-nCoV. Vaksin ini diujikan ke 108 orang dengan usia 18-60 tahun dengan dosis rendah, sedang, dan tinggi. masing-masing kelompok terdiri dari 36 orang.

Kandidat uji coba vaksin diinduksi dengan antibodi yang mengikat pada sebagian besar pasien corona yang telah terjangkit 28 hari. Dalam uji coba vaksin ini, pada hari ke-28, pasien yang mendapat dosis vaksin rendah dan menengah menunjukkan adanya antibodi penawar dibandingkan dengan pasien dalam kelompok dosis tinggi.

Menurut para ahli, konsentrasi antibodi penawar penting untuk mendapatkan perlindungan dari virus. Para peneliti juga menganjurkan agar dilakukan penelitian lebih lanjut dan uji coba dengan lebih banyak relawan sebelum vaksin dihadirkan buat publik.

“Hasil ini merupakan tonggak penting,” ujar Wei Chen, profesor di Institut Bioteknologi Beijing dan pemimpin penelitian kepada para media, seperti dikutip dari CNBC International, Senin (25/5/2020).

“Namun harus ditafsirkan dengan hati-hati. Tantangan dalam pengembangan vaksin Covid-19 belum pernah terjadi sebelumnya, dan kemampuan untuk memicu respons kekebalan ini tidak selalu menunjukkan bahwa vaksin tersebut akan melindungi manusia dari Covid-19.”

Sekedar diketahui, World Health Organization (WHO) menyebutkan ada 9 vaksin yang diujikan ke manusia. Vaksin Ad5-nCoV merupakan yang paling maju karena sudah masuk uji klinis fase 2 dari tiga tahun. Fase 2 sudah dilaksanakan pada April 2020.

Sayangnya hasil penelitian fase 1 tidak dipublikasikan di jurnal kesehatan. Ketika memasuki fase 2, CanSino hanya menyatakan pihaknya bergerak ke uji klinis fase 2 berdasarkan “data keselamatan awal” dari fase 1, yang melibatkan 500 orang.

Sars-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, adalah virus corona ketujuh yang diketahui terjadi pada manusia. Virus yang keenam dapat menyebabkan infeksi fatal, seperti sindrom pernapasan akut dan sindrom pernapasan Timur Tengah, atau penyakit yang jauh lebih ringan seperti pilek biasa.

Sementara itu, vaksinasi secara luas dipandang sebagai satu-satunya solusi medis yang dapat mengakhiri pandemi Covid-19, yang telah menginfeksi lebih dari 5,3 juta orang dan menewaskan lebih dari 340.000 orang di seluruh dunia. Ada lebih dari 120 kandidat vaksin yang sedang dikembangkan.

Sebuah vaksin dikembangkan bersama oleh Tianjin yang berbasis di CanSino dan Akademi Ilmu Kedokteran Militer. Itu adalah yang pertama di China yang memasuki percobaan pada manusia fase-ganda, dan terkontrol plasebo untuk melihat seberapa efektif vaksin itu.

Pihak berwenang Kanada juga telah memberikan izin untuk percobaan vaksin lebih lanjut yang akan dilakukan di sana. Selain itu, tiga vaksin lain yang dikembangkan di China juga sedang diuji pada manusia.

Maria Van Kerkhove, kepala bidang penyakit darurat di Badan Kesehatan Dunia, mengatakan pekan lalu bahwa tidak akan ada jalan pintas dalam pengembangan vaksin dan tidak ada langkah yang harus dilewati untuk memastikan bahwa vaksin apa pun akan memenuhi semua persyaratan keamanan dan keberhasilan vaksin.

Gao Fu mengakui bahwa calon vaksin harus aman dan efektif, tetapi Gao mengatakan, pengobatan standar mungkin memerlukan waktu 12 hingga 18 bulan untuk berkembang, tetapi vaksin jalur cepat dapat digunakan dalam keadaan darurat atau untuk kelompok dengan kebutuhan khusus.

“Vaksin ini bukan untuk masyarakat umum tetapi untuk kelompok khusus. Ketika epidemi berkembang, kelompok-kelompok tertentu dari masyarakat umum mungkin menjadi kelompok-kelompok khusus,” tambah Gao (BB-DIP)