BERITABETA.COM – Sebuah pernyataan yang menakutkan disampaikan pakar epidemiologi Rusia, Tatiana Ruzhentsova. Ia menyatakan bahwa virus corona atau Covid-19 tidak akan pernah hilang. Bahkan menurutnya, meskipun vaksin telah ditemukan, virus ini tetap ada di dunia.

“Sejauh ini vaksin dan obat yang kita miliki tidak dapat memusnahkan agen penular secara total. Bahkan ketika vaksin dan obat yang efisien dikembangkan, kemungkinan sangat kecil bahwa virus akan hilang untuk selamanya,” kata Ruzhentsova dilansir dari Tass, Selasa (16/6/2020).

Selain itu, Ruzhentsova mengatakan, kondisi lingkungan serta pola hidup yang buruk dapat memperparah penularan virus. Oleh karena itu dia mengingatkan agar semua orang menjaga kebersihan untuk mengurangi potensi penularan Covid-19.

“Pola hidup yang buruk dapat memicu lonjakan kasus (morbiditas), itu yang kita lihat di negara lain,” ujarnya.

Untuk diketahui, saat ini Rusia menjadi salah satu negara yang ikut mengembangkan vaksin Covid-19. Bahkan kabar yang beredar Badan Medis Biologis Federal Rusia akan meluncurkan vaksin tersebut pada Desember 2020 mendatang.

Sementara itu, hingga 15 Juni 2020, positif Covid-19 di Rusia telah mencapai 537.210 kasus. Dari angka tersebut, 284.539 pasien telah dinyatakan sembuh dari penyakit ini. Sementara angka kematian di Rusia sebanyak 7.091 orang.

New Normal

Sebelumnya, pakar Epidemiologi Universitas Indonesia, Pandu Riono juga mengingatkan tentang rencana tatanan new normal. Ia mengusulkan sebaiknya ditunda jika masyarakat belum siap.

Masyarakat, kata dia cenderung senang dengan rencana new normal karena mengira pandemi virus corona sudah berakhir. Padahal, saat ini pemerintah tengah meningkatkan kewaspadaan dalam pengendalian virus corona.

“Masyarakat akan terjadi euforia, seakan-akan pandemi ini selesai, padahal belum.”

“Kita melakukan pelonggaran ini sekaligus meningkatkan kewaspadaan. Ini mulai sekarang dibangun dengan komunikasi publik yang baik,” ujarnya, dikutip dari YouTube Kompas TV, Kamis (28/5/2020).

Pandu Riono menyebut, saat ini harus mulai mengedukasi masyarakat soal tatanan new normal.

Harapannya, masyarakat akan paham dan tak terjadi lagi euforia dengan adanya pelonggaran.

“Kita juga harus mendorong menjadi bagian dari masyarakat, tidak mungkin semua diurusi pemerintah.”

“Sosial distancing sudah mulai bergerak, mulai melakukan promosi dan edukasi kepada masyarakat.”

“Maka kita masyarakat akan lebih cepat sadar dan tak terjadi lagi euforia yang nanti dilonggarkan,” terangnya (BB-DIP)