Oleh : Cenni (Manager Resort Jikumerasa Beach)

BERGERAK pada normal baru dunia pariwisata sebenarnya sangat ribet. Disamping pelaksanaan tes kesehatan yang membutuhkan waktu tidak cepat para pelaku wisata juga perlu memastikan hasil tes swab-nya negatif.

Prosedur – prosedur ini yang nantinya akan sangat berdampak pada intensitas alur masuknya wisatawan di Kabupaten Buru. Dalam masa masa pandemi yang entah kapan akan berakhir, sektor pariwisata perlu sikap yang taktis dan gesit agar lokasi-lokasi wisata tetap menjadi destinasi yang berkualitas.

Sebagai penyedia akomodasi wisata, kita perlu strategi dan konsep khusus untuk menghadapi new normal ini. Para pengelola hotel maupun restoran harus menerapkan kondisi new normal dalam hal pelayanan. Termasuk melaksanakan protokol kesehatan terhadap pegawai dan para tamu-nya.

Hal ini akan menimbulkan rasa nyaman dan aman bagi tamu yang berkunjung. Namun kita perlu perhitungan yang baik dalam penerapan protokol ini. Karena bagaimana pun new normal berdampak pada potensi biaya pemasukan dan biaya operasional yang keluar.

Kendala yang telah kita temukan dalam kondisi pandemi ini adalah biaya operasional yang meningkat dengan tingkat pendapatan yang rendah.

Di era new normal yang nantinya akan diberlakukan tentu tak banyak yang berani melakukan perjalanan wisata, sementara pihak hotel perlu menerapkan protokol kesehatan yang ada tentu tidak dengan biaya operasional yang sedikit.

Kendala lain yang akan timbul adalah apabila biaya operasional meningkat dengan adanya protokol kesehatan ini. Maka tak menuntup kemungkinan harga kamar hotel otomatis akan menjadi mahal atau akan banting harga tapi tak menerapkan protokol kesehatan tersebut. Hal ini yang telah menjadi polemik dalam mengelola bisnis hotel. Kami berharap pemerintah dapat segera membantu menemukan solusi yang baik.

Para pengelola hotel maupun restoran perlu mengubah mindset karyawannya agar bisa segera beradaptasi dengan pemberlakuan protokol new normal ini. Bagaimana tidak? kebersihan yang berawal dari dalam lingkungan akan memberikan kesan yang baik bagi para tamu untuk mengikuti protokol kesehatan yang ada.

Berangkat dari panduan umum normal baru, hotel dan restoran, dalam pencegahan Covid-19 oleh PHRI (Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia), beberapa standar operasional prosedur telah disusun untuk membantu pihak-pihak pelaku wisata, baik itu penyedia hotel, restoran, dan para wisatawan domestic/wisatawan international dalam berwisata di era new normal.

Termasuk hal basic seperti protokol kesehatan penyediaan masker, sarana cuci tangan, pengukuran suhu badan, kualitas kebersihan lingkungan, kualitas kebersihan makanan, bahkan sampai protocol physical distancing sudah ditetapkan dalam SOP tersebut.

SOP (Standar Operasional Procedure) ini yang akan menjadi acuan Dinas Pariwisata sekaligus bisa diajukan sebagai instruksi bupati atau sebuah regulasi yang disusun untuk disosialisasikan kepada pihak pelaku wisata di Kabupaten Buru.

Dengan SOP yang akan terapkan bersama oleh para pelaku bisnis baik hotel maupun restoran di Kabupaten Buru, akan menjadi strategi yang ampuh untuk menarik wisatawan kembali datang dan tidak panic untuk berwisata lagi.

Tentunya konsep khusus yang sangat basik yang dibutuhkan oleh sector pariwisata untuk menarik kembali pengunjung dalam masa pandemi ini, yaitu kebersihan, kesehatan, dan keamanan. Tiga konsep dasar tersebut merupakan strategi kemenparekraf yang sudah di rencanakan di tahun 2020.

Selain itu pula protocol kebersihan, kesehatan, dan keamanan harus diterapkan bagi pekerja atau pegawai di tempat wisata.

Para pelaku industri pariwisata perlu dites kesehatannya dan diperlukan sertifikasi sehat bagi para pekerja atau dalam hal ini pengelola hotel maupun restoran.

Hal ini perlu dilakukan agar pekerja bisa bebas dari virus Covid-19 dan memberikan rasa aman bagi para pengunjung destinasi wisatanya.

Dengan adanya sertifikasi bebas Covid -19 ini, maka hotel akan terlihat lebih aman dan nyaman untuk ditempati.

Momentum penutupan lokasi wisata selama Covid- 19 ini berlangsung merupakan himbauan pemerintah daerah yang berujung sebagai momen evaluasi sembari menata kembali menuju kondisi new normal.

Dengan SOP yang telah ditetapkan bersama dan konsep yang telah digarap oleh Kemenparekraf ini, saya rasa akan menormalkan kembali aktivitas wisata di Kabupaten Buru. Dan inilah yang akan menjadi ‘Win-win solusion’ menuju new normal wisata di Kabupaten Buru (***)