BERITABETA.COM, Ambon – Dinasti politik dibangun oleh orang-orang tertentu, bukan sekadar melanggengkan kekuasaan saja, tetapi juga dijadikan sebagai pintu masuk atau ruang bagi oknum untuk bertindak koruptif.

Cecep Sopandi, Direktur Eksekutif Pusat Data Riset (Pusdari) berpendapat, di alam demokrasi semua orang memiliki hak yang sama untuk menjadi pemimpin bangsa ini.

“Syaratnya, dia [figure] memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk memimpin. Bagi saya, prinsip dan kuncinya itu ada di figur calon pemimpin,” ujar Cecep saat dimintai komentarnya oleh beritabeta.com pada Rabu (20/10/2021) soal dinasti politik di Indonesia.  

Dia mengemukakan, prinsip dan kunci calon pemimpin harus memenuhi tiga unsur. Yaitu; popularitas, akseptabilias, dan elektabilitas.

Alasannya, tanpa tiga unsur ini, siapapun termasuk orang dalam kekuasaan dinasti politik [political dynasty], tidak akan menang dalam sebuah kontestasi.

Dia mencontohkan, di Tangerang Selatan. Di sana [Tangsel], ada perang calon antar kekuatan dinasti. Dinasti nasional kalah dengan dinasti lokal. Jadi, lanjutnya, tidak semua kekuatan dinasti itu bisa menang.

Menyinggung soal dinasti politik yang dijadikan sebagai pintu masuk oleh oknum untuk bertindak korupsi, menurut dia, kalau masalah potensi korupsi dalam kekuasaan dinasti politik itu hanya soal mental saja.

“Orang kalau dasarnya punya niat buruk untuk korupsi, ya korupsi saja,”tandasnya.

Meski begitu, dia mengakui, memang kekuasaan dinasti politik lebih berpotensi membuka ruang korupsi. Karena, sirkulasi elite hanya ada di lingkaran itu saja atau oligarki.

Lalu apa pendapat anda mengenai data KPK yang menyebut sampai saat ini sudah ada 22 Gubernur dan ratusan Bupati dan Walikota terlibat korupsi?

Dia mengatakan, ihwal tersebut tidak harus selalu dikaitkan dengan dinasti politik. Dalihnya, persoalan dinasti politik itu lebih kepada proses pemilihan saja.

Alasannya, karena berpotensi menutup ruang orang-orang yang punya potensi [layak] untuk maju menjadi pemimpin.

Dia mengatakan, soal korupsi itu adalah masalah mental saja. Siapapun yang berkuasa jika tidak memiliki integritas akan melakukan korupsi.

Cecep berharap, pemilu dan pilkada pada 2024 mendatang, harus berkualitas, dan membuka seluas mungkin kesempatan bagi siapapun yang punya potensi dan kapasitas.

“Dinasti politik yang figurnya tidak berkualitas, hanya akan menurunkan kualitas demokrasi, dan berpotensi menyuburkan ruang korupsi,”tegasnya. (BB-RED)