BERITABETA.COM, Ambon – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Provinsi Maluku menyatakan dukungannya untuk mendorong gerakan ‘Kebaya Goes to UNESCO’ sebagai bagian dari mendorong warisan budaya nusantara untuk kebaya sebagai warisan dunia.

Ketua DPD FPPI Maluku Vonny Litamahuputy mengatakan, budaya berkebaya sudah melekat pada perempuan-perempuan Maluku sejak dahulu.

“Itu sudah menjadi ciri khas perempuan-perempuan Maluku sejak dahulu bahkan oma-oma sampai saat ini ada yang masih berkebaya, karena kebaya menjadi stelan pakaian sehar-hari,”kata Litamahuputy, Minggu (14/8/2022).

Menurutnya, kebaya saat ini beragam modelnya. Dulu ada yang ketat namun sekarang dibuat longgar agar nyaman dipakai. Namun dalam perkembangan modernisasi, kebaya masih dipertahankan dan masih melekat dipakai ibu-ibu yang berjualan buah, ikan, sayur-sayuran di pasar tradisional di Kota Ambon. 

Sama halnya dengan ibu-ibu di kabupaten/kota lain yang ada di Maluku.

“Prinsipnya kami sangat mencintai kebaya, dan kami akan terus mengkampanyekan gerakan Kebaya Goes to UNESCO 2022. Kami berharap gerakan ini mampu membawa semangat berkebaya bagi perempuan-perempuan Indonesia khususnya bagi generasi muda,”harap Litamahuputty.

Ia juga mengajak semua perempuan di Maluku untuk mendukung Kampanye Kebaya agar bisa terdaftar di UNESCO.

“Ini perlu dikakukan agar dunia bisa mengetahui bahwa kebaya adalah milik Indonesia dan identitas perempuan Indonesia, dan bukan milik Negara lain,” tandasnya.

Litamahuputty juga menyampaikan terima kasih kepada kepada seluruh pengurus FPPI Maluku yang secara tidak langsung sangat mendukung Gerakan Berkebaya sebagai warisan budaya Indonesia. (*)

Pewarta : Febby Sahupala