BERITABETA.COM, Ambon - Anggota Komisi VII DPR RI Mercy Chriesty Barends kembali melakukan kolaborasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar pelatihan pengelolaan produk perikanan berbasis Fish Jelly, di Ballroom Santika Hotel Premier Ambon.Kamis (25/1/24),

Kegiatan ini dilakukan sebagai upaya berkelanjutan untuk meningkatkan kemampuan UMKM di Maluku khususnya Kota Ambon yang melibatkan  sebanyak  200 orang peserta dari kaum perempuan yang berasal dari organisasi masyarakat.

Mercy saat membuka kegiatan ini menjelaskan, produk Fish jelly merupakan produk olahan perikanan yang mutunya sangat ditentukan oleh kekuatan gel.  Bahan baku yang digunakan untuk pengolahan produk fish jelly dapat berupa surimi atau mince. Produk makanan berbahan fish jelly seperti otak-otak, nugget, serta bakso.

“Tujuan kegiatan ini untuk memberikan pengetahuan baru dalam mengolah hasil budidaya perikanan menjadi produk unggul untuk di jadikan UMKM,” ungkapnya.

Mercy mengaku, kegiatan ini dilakukan sebagai upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) khususnya Ibu Rumah Tangga (IRT) di Kota Ambon, agar semakin terampil dalam mengolah bahan dasar ikan menjadi produk-produk yang nantinya bisa dijual kembali dan menjadi nilai ekonomi bagi keluarga.

“Kita menginginkan pelatihan pengolahan ikan berbasis pada fish jelly ini agar masyarakat mendapatkan peningkatan skill pengolahan produk ikan beserta dalam rangka pengolahan ikan. Sehingga produk yang dihasilkan mempunyai nilai tambah. Karena selama ini, produk olahan ikan hanya disajikan atau dijual hanya dibakar atau digoreng saja,” beber politisi PDi-Perjuangan Maluku ini.

Ia berharap, melalui pelatihan ini bisa lebih variatif mengolah hasil ikan menjadi produk makanan, seperti nugget dan jenis makanan lainnya.

“Jadi selain memiliki keterampilan membuat produk baru, peserta juga diharapkan memiliki skill menyajikan produk ikan yang enak, bervariasi dan higienis,"kata Mercy.

Mercy menjelaskan dengan memiliki keterampilan ini masyarakat juga bisa mengembangkannya menjadi lahan usaha guna meningkatkan pendapatan keluarga. Untuk itulah sasaran utama dalam pelatihan ini adalah kaum ibu-ibu guna meningkatkan perkembangan home industry.

Dikatakan, pelatihan seperti ini terus dilakukan di berbagai tempat dengan melihat karakteristik wilayahnya dan disesuaikan dengan sumber daya alamnya.

Contohnya Kota Ambon yang merupakan penghasil ikan terbanyak. Tidak hanya itu terkait bagaimana teknik pemasaran juga menjadi perhatian.

“Untuk pemasarannya kita juga berikan pembekalan, di sesi yang lain, agar masyarakat juga memiliki pengetahuan cara pemasaran produk, maka pelatihan bagaimana cara pengemasan produk juga bakal dilaksanakan,” jelasnya.

Mercy menambahkan kemasan produk akan sangat mempengaruhi nilai jual. Dengan kemasan yang bagus, sebuah produk bakal memiliki peningkatan value atau harga dibandingkan dengan produk serupa dengan kemasan apa adanya.

"Saya berharap melalui berbagai pelatihan yang dilaksanakan akan memberikan manfaat terutama dalam peningkatan ekonomi masyarakat,"harap Mercy.

Sementara itu, Penjabat Walikota Ambon Bodewin Watttimena dalam sambutannya yang dibacakan Asisten III administrasi Pembangunan Sekretariat Kota Ambon, Robby Sapulette memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya atas terselenggaranya kegiatan ini.

"Saya menyadari bahwa sumber daya alam lokal menjadi sumber kehidupan di Kota Ambon, namun masih terbatas dalam penjualan bahan mentah tanpa sentuhan teknologi, olehnya itu, diperlukan pengenalan teknologi pasca panen dan pelatihan agar teknologi tersebut dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, terutama kelompok usaha perikanan,"katanya.

Ia berharap kegiatan sosialisasi dan pelatihan ini dapat memicu terbentuknya industri kecil pengelolaan pasca panen berbasis potensi unggulan daerah, sehingga memberikan peluang bagi pengembangan usaha komoditif berbasis komunitas lokal melalui introduksi teknologi proses.

"Saya tekankan pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia di Kota Ambon, Ia berharap kegiatan ini dapat membentuk kelompok kerja usaha mandiri yang produktif dan terlatih dalam pengelolaan komoditas unggulan perikanan laut, dengan demikian, diharapkan dapat melahirkan produk olahan unggulan yang memberikan nilai tambah dari setiap UMKM,"tekannya.

Ia kembali berharap agar kelompok ini dapat terus berinovasi dan mengembangkan produk olahan yang berbasis komunitas unggulan, khususnya perikanan laut, yang memiliki daya saing tinggi melalui pengembangan produk yang disukai pasar. (*)

Pewarta: Febby Sahupala