BERITABETA.COM, Ambon – Lama tidak muncul di media sosial (facebook), Anggota DPR-RI asal Maluku Mercy Chrinty Barends akhirnya mencoba menyampaikan klarifikasi terkait kritikan sejumlah netizen yang mempertanyakan kiprahnya di Senayan.

Di sebuah postingan yang diunggah group media online Tribun Maluku, Mercy Barends dibully habis oleh netizen asal Maluku. Unggahan status berjudul “Mercy Barends Dorong BBM Satu Harga di Kabupaten SBT”  menjadi ajang luapan kritik netizen. Namun, Mercy menjelaskan panjang lebar apa yang dipertanyakan netizen dan berhasil ‘skak mat’ netizen dengan penjelasan  yang jitu.

“Beta sayangkan dan sesali, mengapa selama masa pengabdian mereka, hampir tidak pernah ada ide maupun gagasan dari mereka WAKIL RAKYAT ini untuk perjuangkan katong pung nasib. Nanti sekarang  baru berlomba2 kasih komentar seakan2 dong (mereka) prihatin. Coba masyarakat mari jadi bijak, buka mata dan buka mata hati lalu menilai,” tulis seorang netizen dengan nama akun James Salmon Hukom.

Hal serupa juga ditulis akun dengan nama Ejeps Afets.  “Ibu ee jang BBM lai. Ibu perjuangkan BBM, lucu. Harusnya ibu perjuangkan HARGA HASIL BUMI MASYRAKAT MALUKU, cengkeh, pala, kopra, lola, mutira, taripang. Kenapa harga jatuh di bawah pohon cili?. pendidikan, masih banyak guru honor di Maluku,SD, SMP SMA, AM, SMK, RKB, ALAT-ALAT PRAKTEK. P3K di MALUKU JUGA BELUM BUKA MASALAH ANGGARAN. ITU YANG IBU PERJUANGAKAN. KALAU BBM, ADOW..,” ketus Ejeps.

Membaca sejumlah ocehan barbau kritik, Anggota Komisi VI DPR-RI Mercy Chrity Barends pun muncul menyampaikan tanggapannya. Khusus terkait komentar akun dengan Ejeps Afets, srikandi PDI-Perjuangan Maluku ini, mencoba menjelaskan bahwa Komisi VII memiliki tugas mengurusi sejumlah masalah termasuk listrik dan BBM,  terutama bagi masyarakat nelayan di pulau-pulau dan petani.

“Jadi itulah alasan kenapa urusan program BBM satu harga mulai beroperasi di berbagai titik rawan kelangkaan BBM di Maluku,”tulis Mercy.

Untuk urusan hasil bumi, kata Mercy,  di akhir tahun 2018, pihaknya  juga ikut membagi  sekitar 31.000 bibit unggul kepada masyarakat petani di sejumlah daerah, seperti   cengkih, pala, tanaman industri dan tanaman buah-buahan. “Khusus cengkih dan pala beta agak kerja keras untuk  regenerasi bibit ke dusun-dusun, kebun-kebun masyarakat,  karena semakin tua pohon semakin menurun kualitas cengkih dan pala. Kadar air untuk  cengkih Maluku sangat tinggi yang membuat sering jatuh harga,” jelasnya.

Menurut Mercy, mestinya pemerintah daerah juga mengalokasikan dana untuk  program regenerasi pohon dari komoditas endemik yang diusahakan,   dengan penyaluran bibit-bibit unggul. Selanjutnya, untuk  kopra, secara khusus di hampir semua kabupaten dan kota petani kelapa yang sebagian besar penghasil kopra, pihaknya kini tengah menjejaki pengadaan peralatan penyulihan daging kelapa untuk memproduksi VCO (virgin coconut oil) sehingga bisa menghasilkan minyak kelapa dengan merk dagang lokal.

“Kalau hanya kopra saja income petani kelapa rendah sekali. Bekerja sama dengan LIPI dan BPPT yang menjadi mitra Komisi VII, saat ini hal itu sementara diupayakan,”katanya.

Mercy juga menjelaskan untuk pengangkatan honorer K2, baik formasi guru atau yang bekerja di dinas/badan, kebijakan Presiden Jokowi untuk mengatasi persoalan tersebut  adalah dengan menerbitkan PP Nomor  49, tahun 2018, tentang Pegawai Pemerintah Perjanjian Kerja (PPPK) dengan usia minimal 20 tahun dan maksimal sebelum usia pensiun.

Kata Mercy, hal ini dilakukan karena dalam Undang-Undang ASN tidak ada klausul yang memberi ruang bagi pengangkatan honorer otomatis,  maka untuk menghindari pelanggaran terhadap aturan UU ASN,  ditempuh dengan kebijakan PPPK dan prosesnya  juga dilakukan seleksi jadi pasti belum semua terakomodir.

PPPK, lanjut dia, juga  mendapat tunjangan kesejahteraan sama persis dgn PNS,  hanya statusnya perjanjian kerja. Tahapan PPPK akan dilakukan secara bertahap di berbagai provinsi sesuai dengan kondisi keuangan negara.

“Di bagian ini kita kawal benar. Beta (saya) sendiri ikut terlibat dan mendukung   gerakan honorer K2 di Maluku yang ke Jakarta maupun sejumlah pertmuan dengan  para coordinator  K2 di Ambon dan kabupaten/kota lainnya,”urai Mercy.

Mercy menambahkan, untuk dana alokasi sektor pendidikan dasar dan menengah (Dikdasmen), diakuinya  sejak duduk di DPRD Provinsi Maluku, kebijakan anggaran pendidikan 20% dari APBD sudah jalan dengan  pembagian alokasi 40% infrasruktur pendidikan, 20% perluasan akses pendidikan, dan 40% peningkatan mutu pendidikan.

“Saat ini ditopang dengan dana DAK Pendidikan, Dana BOS, KIP, tunjangan guru di wilayah 3T, dan lain-lain. Persoalannnya, anggota DPR tidak  bisa bekerkerja sendiri,  butuh aparatur yang berkualitas dan bekerja keras memperbaiki sektor pendidikan di Maluku. Pada bagian ini, soal mentalitas dan performa kinerja aparatur yang mengeksekusi anggaran dan program menjadi  kegelisahan kita semua,”bebernya.

Menutup tanggapannya, di postingan ini, Mercy juga menulis tentang keberadaannya selama 4 tahun di DPR RI menjawab  salah satu akun bernama Andy. Kata Mercy,   sejak dilantik pada 1 Oktober  2014 silam,   terlalu banyak berita atau informasi  terkait kinerjanya  lewat sejumlah media massa.

“TV, medsos, youtube, dan lain-lain selama 4 tahun. Kalau tidak semua orang terinformasi termasuk bung Andy, saya minta maaf. Sebagai pribadi,  tentu saja beta tidak berjumpa dengan orang per orang, untuk  menjelaskan apa yang  sudah dikerjakan dan apa yang masih jadi PR,” urai Mercy Barends.

Dia mengakui, semua media massa sudah digunakan untuk menginformasi apa yang dilakukan selama berada di DPR, agar publik apa yang dikerjakan. “Bahwa mungkin saja bung tidak sempat baca koran, nonton berita, youtube atau akses medsos lainnya, saya sangat paham,”tandas Mercy.

Belakangan ini wajar, kata dia,  jika ada yang  sinis kepada anggota DPR, maupun DPRD,  karena soal mentalitas dan kinerja anggota  dewan,  mulai dari yang  datang, duduk diam dan yang kena OTT KPK.

“Percayalah bung Andy, masih ada sejumlah anggota dewan yang  punya integritas, dedikasi dan kepedulian mengurusi persoalan masyarakat. Tanggung jawab kita semua untuk di tahun kontestasi politik memilih yang terbaik. Demikian Bung. Salam kenal dan salam hormat,” pungkas Mercy (BB-DIO)