BERITABERTA.COM, Ambon – Pemilihan legislatif (Pileg) 2019 yang akan dihelat tanggal 17 April mendatang, mulai diramaikan dengan  sejumlah spekulasi  terkait peluang kader parpol yang akan menempati  kuota 4 kursi di DPR-RI.

PDI-Perjuangan makin menguat akan tetap mengirim satu wakilnya ke Senayan. Siapa figur yang digadang mampu menembus persaingan caleg di internal partai berlambang banten moncong putih itu?

Ketua Pengurus Anak Cabang (PAC) PDI- Perjuangan Kecamatan Nusaniwe Rudolf Pattiasina kepada media beribeta.com di Ambon, Senin (28/1/2019) mengatakan, pihaknya memprediksi kursi yang akan direbut partainya masih menguat kepada caleg incumbent yang kini kembali digadang yakni Mercy Chriesty Barends, ST.

“Kita punya data dan kalkulasi potensi dari setiap caleg yang diusung PDI-Perjuangan. Bukan berarti kita menjagokan salah satu caleg, tapi merujuk kepada data yang kami miliki, peluang itu masih mengarah kepada Mercy Ch. Barends,”ungkapnya.

Ditanyai tentang data dimaksud, Pattiasina menjelaskan, kemungkinan besar perolehan suara caleg PDI-Perjuangan di dapil Maluku, tidak akan bergeser  jauh dari apa yang terjadi di Pemilu 2014 silam.

Saat itu, kata dia, Mercy Ch. Barends, unggul dari tiga rekannya yang merupakan politisi senior, matang dan berpengalaman  di internal partai dengan basis massa yang jelas. Dan Mercy mampu mengantongi jumlah suara sebesar  65.166 suara.

“Ini menjadi catatan penting, seorang Mercy Barend yang saat itu menjadi pendatang baru di bursa caleg DPR RI bisa mengantongi 65.166 suara. Dan saya kira saat ini, posisinya sebagai incumbent,  Mercy akan lebih menguat dibanding caleg lainnya,”tandas Pattiasina.

Pattiasina juga menangapi,  data survey yang dilansir salah satu media lokal yang menempatkan posisi Mercy Ch. Barends melemah di Pemilu 2019. Menurut dia, apa yang disampaikan itu tidak bisa dijadikan ukuran, sebab hasil yang disampaikan belum bisa disebut sebagai hasil survey, banyak  kaidah-kaidah survey yang tidak termaktub di dalamnya.

“Yang ditampilkan adalah hasil berdasarkan metode wawancara, tapi juga tidak dirinci jumlah responden per kabupaten. Bagaimana bisa dinyatakan hasilnya adalah survey yang valid?. Initinya kita tidak mau membantah itu, tapi rielnya akan terjadi di tanggal 17 April mendatang,”beber dia.

Pattiasina menambahkan, jika dalam survey itu menyebutkan salah satu alasan yang disampaikan responden bahwa, tidak mengenal calon anggota legislatif DPR-RI. Maka pertanyaannya dimana posisi Mercy Ch. Barends atas pertanyaan ini?

“Apakah Mercy juga termasuk katagori caleg yang tidak dikenal?. Harusnya persentase dari alasan-alasan itu juga ditampilkan agar publik bisa mengetahui dengan jelas,”urainya.

Ditanya terkait pengaruh survey, Pattiasina menguraikan, di era keterbukaan informasi seperti saat ini, tentunya pemilih akan lebih cepat menilai akurasi dan ketapatan dari sebuah survey. Namun,    secara psikologi, ketika  orang tidak punya penilaian yang firm (tegas) dan melihat ke mana kebanyakan orang memilih, maka dalam kaitan itu pemberitaan survei yang mengatakan kandidat A dipilih lebih banyak, bisa mempengaruhi orang-orang yang preferensinya dipengaruhi oleh faktor-faktor konfirmasi sosial.

Mercy Barends, tipekal politisi yang memiliki visi yang kuat dan  jejaring pendukung yang cukup mengakar. Sebagai mantan aktivis sosial, tentunya Mercy Ch. Barends punya keunggulan tersendiri.

“Bahwa ada perubahan perolehan suara di Pemilu 2019 mendatang, tapi trandnya, saya kira masih sama. Kita lihat saja nanti, saat ini semua caleg bekerja ekstra dan semua kemungkinan bisa saja terjadi,” tandas Pattiasina (BB-DIO)